Selain itu, BI juga bakal berkoordinasi dengan pemerintah untuk mendukung program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, salah satunya hilirisasi pertanian.
Sehingga, saat ini fokus dari insentif KLM milik BI adalah perumahan dan pertanian. Sebab, dua sektor tersebut menciptakan lapangan pekerjaan yang bisa mendongkrak konsumsi dan pada akhirnya meningkatkan perekonomian.
Selain itu, dua sektor tersebut memiliki keterkaitan ke banyak sektor lain. Misalnya, sektor perumahan akan meningkatkan permintaan pasir, semen, batu bata dan besi.
"Pertanian juga kalau meningkat mendorong permintaan dari bibit semprotan dan hasil pertanian dan dorong ke sektor selanjutnya," ujarnya.
Hingga minggu kedua Februari 2025, Bank Indonesia telah memberikan insentif KLM sebesar Rp295 triliun, atau meningkat sebesar Rp36 triliun dari Rp259 triliun pada akhir Oktober 2024.
Insentif dimaksud telah diberikan kepada kelompok bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp129,2 triliun, bank Bank Umum Swasta Nasional sebesar Rp131,9 triliun, Bank Perekonomian Daerah sebesar Rp28,7 triliun, dan Kantor Cabang Bank Asing sebesar Rp4,9 triliun.
Mulai 1 Januari 2025, KLM diarahkan untuk mendorong kredit perbankan untuk mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Insentif KLM telah disalurkan pada sektor-sektor yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, yaitu antara lain sektor pertanian, perdagangan dan manufaktur, transportasi, pergudangan dan pariwisata dan ekonomi kreatif, konstruksi, real estate, dan perumahan rakyat, serta UMKM, Ultra Mikro, dan hijau.
(ain)