Logo Bloomberg Technoz

Hingga perdagangan Sesi II, beberapa saat setelah pengumuman suku bunga acuan, berikut pergerakan harga saham empat bank besar berdasarkan data Bloomberg.

  1. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ambles 5,05% ke level Rp4.510/saham
  2. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) tertekan 5,04% ke level Rp5.175/saham
  3. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) drop 3,22% ke level Rp9.000/saham
  4. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah 2,89% ke level Rp4.030/saham

Perry Warjiyo memaparkan, RDG BI pada 18 dan 19 Februari 2025 memutuskan untuk menahan BI Rate di 5,75%, suku bunga Deposit Facility 5% dan suku lending facility 6,5%.

Sebelumnya, hingga Selasa sore hari, konsensus Bloomberg yang melibatkan 35 institusi menghasilkan median proyeksi BI Rate tetap bertahan di 5,75%.

Dengan itu, sejauh ini konsensus memperkirakan BI akan menahan suku bunga acuan di level 5,75%. Namun suara pasar tidak bulat, tidak aklamasi.

Sebanyak 21 institusi memperkirakan BI Rate memang ditahan. Namun 14 lainnya meramal ada penurunan 25 basis poin (bps) menjadi 5,50%.

Bulan lalu, Gubernur Perry Warjiyo dan kolega memutuskan untuk menurunkan BI Rate 25 bps menjadi 5,75%. Keputusan yang mengejutkan, karena benar-benar di luar perkiraan pasar.

BI juga melaporkan pertumbuhan kredit perbankan pada Januari 2025 yang tercatat tumbuh 10,27% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Dari sisi permintaan, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan pertumbuhan kredit didukung oleh kinerja penjualan korporasi yang masih tumbuh positif di tengah konsumsi rumah tangga yang terbatas.

“Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 8,40% yoy, 13,22% yoy, dan 10,37% yoy,” sebut Perry dalam Konferensi Pers, Rabu.

Kemudian, Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 9,71% yoy, sementara kredit usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) tumbuh 2,88% yoy.

Dari sisi penawaran, Gubernur BI mengklaim pertumbuhan kredit ditopang oleh realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan yang masih berlanjut, dukungan pendanaan dari pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang masih terjaga, meski bank sentral enggan membeberkan nilai pertumbuhan DPK perbankan saat ini.

“Selain itu, ada ketersediaan likuiditas yang tetap baik sejalan dengan implementasi penguatan insentif likuiditas makroprudensial atau biasa disebut dengan istilah KLM,” papar Perry. 

(fad)

No more pages