Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh Indonesia (ADINKES) Dr. Moh. Subuh, MPPM mengungkap faktor cek kesehatan gratis masih belum optimal di beberapa daerah. Faktor pertama, fasilitas kesehatan yang belum memadai.
"Faskes itu juga belum memadai. Saya baru saja pulang dari Nusa Tengah Barat, ternyata itu bervariasi. Antara satu kabupaten dengan kabupaten lain. Jadi itu dalam satu provinsi, itu bervariasi. "kata Subuh saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (19/2).
Faktor yang kedua, banyak masyarakat yang masih takut dan resah apabila memeriksakan diri di program cek kesehatan gratis akan ketahuan penyakit yang dideritanya.
"Ada semacam, apa ya, semacam keresahan masyarakat, kalau mereka harus ngecek takut ketahuan sakit. Dan ini yang perlu kita edukasi pada masyarakat," katanya.
Subuh mengatakan pada dasarnya semua kepala dinas seluruh Indonesia berprinsip siap melaksanakan cek kesehatan gratis, meski memang ada beberapa harus dilakukan evaluasi dari alat hingga tenaga kerja kesehatan.
"Artinya siap. Tinggal bagaimana melibatkan masyarakat secara keseluruhan. Dan juga mereka bertanya, ini kalau terjadi penemuan ya, misalnya, wah ini gula darahnya ada masalah terlalu tinggi, tensinya terlalu tinggi, ini dialurkan ke mana? Ini yang harus kita perhatikan juga," ujarnya.
"Karena tidak setiap daerah itu mempunyai rujukan yang cukup baik. Jadi tidak semua kabupaten kota. Misalnya daerah terpencil ya, khususnya. Ini juga perlu waktu kalau misalnya mereka menemukan satu kasus, harus dirujuk ke mana. Saya kira pemerintah pusat, kementerian kesehatan telah mempersiapkannya. Bukan hanya pemeriksaan, tetapi juga rujukan kasus tersebut," ujarnya.
2 minggu berjalan program cek kesehatan, Subuh menyebut bahwa rata-rata pasien yang banyak ditemukan diabetes sekitar 30%.
"Kalau penyakit tidak menular sih, ya seperti itu. Diabetes ini kan suatu penyakit yang mungkin yang baru terdiagnosis itu 30% dari seluruh kasus yang ada. Angka temuan kasus terhadap pemeriksaan gula darah itu rata-rata tinggi. Termasuk juga tensi juga tinggi," ujarnya.
"Artinya apa? Artinya gini, kalau kita bisa mengatasi, bukan mengatasi, mengintervensi faktor risiko gula, garam, dan lemak, maka insya Allah kita bisa menurunkan kasus," imbuhnya.
(dec/spt)