Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergerus hingga 0,52% sampai sesi pertama perdagangan. Investor banyak melepas saham-saham perbankan, terutama BMRI, BBCA, BBRI juga BBNI.
Sementara di pasar surat utang, mengacu data OTC Bloomberg tengah hari ini, pergerakan harga obligasi negara bervariasi cenderung stabil. Yield SUN 2Y misalnya, hanya naik sedikit 0,2 basis poin ke level 6,505%.
Sementara tenor 5Y tergerus tipis 0,4 basis poin di 6,527%. Adapun tenor 10Y stabil di 6,767%.
Tekanan yang membesar pada rupiah, ketika indeks dolar AS sebetulnya bergerak stabil di 106,97 siang ini, membayangi pengambilan keputusan bunga acuan oleh Bank Indonesia.
Pasar cenderung terbelah memprediksi arah keputusan Perry Warjiyo dan kolega di bank sentral tersebut.
Hasil konsensus ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, sejauh ini menghasilkan median 5,75%. Itu berarti pelaku pasar masih berekspektasi BI rate akan ditahan di level saat ini.
Namun, tidak sedikit pula ekonom yang memperkirakan BI akan memberi kejutan lagi dengan memangkas bunga acuan, seperti yang terjadi pada RDG bulan Januari lalu.
Sebanyak 14 dari 35 ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, memprediksi BI akan memangkas bunga acuan lagi dalam RDG bulan ini. Besarannya antara 25 basis poin hingga 50 basis poin.
Bila dihitung sejak RDG bulan sebelumnya, rupiah sejauh ini telah membukukan pelemahan 0,24%.
Menjadi satu dari dua mata uang Asia yang melemah, bersama rupee India yang tergerus 0,67% pada periode yang sama. Sementara mayoritas mata uang Asia pada periode itu menguat.
Head of Research Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menilai, BI memiliki ruang memangkas bunga acuan tanpa memberikan tekanan pada rupiah karena di lanskap global saat ini sejatinya juga tengah berlangsung tren pelonggaran moneter. Seperti yang dilakukan oleh bank sentral India, Meksiko, Afrika Selatan, Eropa hingga Inggris.
"Karena perbedaan tingkat suku bunga dan aliran modal adalah konsep yang relatif, aset rupiah akan tetap mempertahankan daya tarik seiring dengan tingkat imbal hasil global yang dalam tren menurun," kata Satria.
Sinyal pemangkasan BI Rate sebenarnya juga sudah dilempar oleh bank sentral. Tingkat bunga Sekuritas Rupiah (SRBI) sudah turun 10,65% yaitu dari posisi 7,23% menjadi kini di 6,46%, sejak gelar RDG terakhir Januari lalu.
BI juga terus mengurangi penjualan SRBI dengan kini nilai outstanding susut jadi Rp892,9 triliun, mengisyaratkan pelonggaran lebih lanjut ke depan.
(rui)