Logo Bloomberg Technoz

Bukan Kelalaian

Tony mengelaborasi estimasi biaya kerusakan sejauh ini bernilai sekitar US$130 juta yang akan ditutupi dari asuransi. Adapun, proses pembongkaran fasilitas yang terdampak insiden tersebut diklaim telah selesai. 

“Investigasi dari kepolisian sudah dilakukan dan sudah terbit hasil dari kepolisian, dan ada cover letter dari Bareskrim yang menyatakan bahwa kejadian kebakaran tersebut adalah bukan karena kelalaian atau kealpaan atau kesalahan dari pekerja,” tegasnya.

Untuk diketahui, kumulatif biaya pembangunan smelter Freeport di Gresik sampai dengan Desember 2024 mencapai US$4,2 miliar. Pabrik tersebut memiliki rancangan kapasitas untuk mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan logam mulia 6.000 ton per tahun.

Adapun, produk yang digadang-gadang dihasilkan dari smelter tersebut mencakup katoda tembaga, emas dan perak murni batangan, serta platinum group metals (PGM). Produk sampingan yang dihasilkan a.l. asam sulfat, terak, gipsum, dan timbal.

Rekomendasi ESDM

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tri Winarno menyampaikan, berdasarkan pada hasil pengumpulan fakta di lapangan oleh tim Ditjen Minerba, Freeport harus melakukan perbaikan manajemen pengelolaan smelter ke depannya.

“Tindakan yang harus dilakukan oleh PT Freeport adalah melakukan analisis kebutuhan pemasangan pengatur suhu atau detektor, supaya pada kesempatan yang lain tidak terjadi, serta kamera pemantau di area WESP,” kata Tri.

Selanjutnya, Freeport diminta melakukan penjadwalan startup feeding yang tepat sehingga terdapat kecukupan pengawas teknis dan pengawas operasional untuk semua peralatan yang dilakukan commissioning.

Perusahaan juga diharuskan melakukan analisis kebutuhan pemasangan sarana pemadam api otomatis atau sprinkle di area WESP.

“Kemudian membuat rangkaian instrumen atau perangkat untuk troubleshooting apabila terjadi kondisi darurat dapat dengan mudah dilakukan [mitigasi] dengan mudah, tangkas, dan cepat,” kata Tri.

Lalu, Freeport diminta memasang alarm indikasi kondisi darurat di area ruang pengendali dan tombol aktivasi kondisi darurat di lapangan berdasarkan hasil asesmen.

Kemudian mencari tahu, menerapkan referensi SOP sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan lain dengan teknologi dan kegiatan operasional pengolahan yang relatif sama, melakukan asesmen yang lebih mendalam terkait dengan manajemen risiko, serta melakukan penyederhanaan sistem dan prosedur.

“Ditjen Minerba meminta PT Freeport untuk melakukan investigasi terkait dengan insiden tersebut dan sudah keluar hasilnya. Kemudian, PTFI memberikan justifikasi bahwa kejadian tersebut diganti total oleh asuransi,” sebut Tri. 

(wdh)

No more pages