Bloomberg News
Bloomberg, Aliran minyak dari Iran ke China melonjak bulan ini setelah para pedagang mengatasi hambatan logistik yang disebabkan oleh pembatasan AS yang lebih ketat. Sehingga, para pembeli dari negara importir terbesar ini bisa memindahkan tumpukan kargo.
Menurut para pedagang yang berpartisipasi di pasar dan meminta tidak disebutkan identitasnya karena masalah ini sensitif, lonjakan tersebut disebabkan oleh transfer antarkapal yang meningkat, ditambah dengan munculnya terminal-terminal penerima alternatif.

Arus Minyak Iran ke China Meningkat Bulan Ini | Impor meningkat karena para pedagang menghindari pembatasan AS
Berdasarkan data awal dari perusahaan intelijen Kpler Ltd, impor minyak selama Februari terlihat membengkak menjadi 1,74 juta barel per hari. Angka ini 86% lebih tinggi dari tingkat harian pada Januari, dan tertinggi sejak Oktober 2024.
China biasanya menjadi pembeli terbesar minyak mentah Iran, di mana sebagian besar kargo dikirim ke penyuling independen yang lebih kecil dan dikenal sebagai teapots. Perdagangan — sumber utama pendapatan Teheran — menghadapi tekanan dari serangkaian sanksi AS, di mana pemerintahan baru Trump juga memperketat pembatasan awal bulan ini.
Sebagai indikasi tekanan tersebut, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan pekan lalu bahwa AS ingin menekan ekspor minyak Iran hingga kurang dari 10% dari level saat ini. Orang-orang China, dan mungkin juga India, membeli minyak yang terkena sanksi "dan hal itu tidak bisa diterima," kata Bessent kepada Fox Business.
Pengawasan telah meningkat sejak akhir tahun lalu, selama bulan-bulan terakhir pemerintahan Joe Biden. Puluhan kapal tanker, pedagang, dan pengirim sudah masuk daftar hitam dan dijatuhi sanksi, sehingga para pembeli dan operator logistik makin berhati-hati.
Namun, para pedagang mengatakan, rantai pasokan merespons hampir sama cepatnya, dengan penggunaan tanker yang tidak dikenai sanksi dan perusahaan cangkang baru.
(bbn)