Logo Bloomberg Technoz

Berdasarkan data Bloomberg, menghijau dan melesatnya IHSG tak lepas dari kenaikan sejumlah saham Big Caps, terutama saham BBNI, BBRI, dan juga saham BMRI yang mendukung penuh IHSG secara keseluruhan.

Saham BBNI berhasil ditutup menguat 180 poin atau dengan kenaikan 3,93% ke level Rp4.750/saham dengan sebanyak 73 juta saham ditransaksikan dengan nilai Rp347 miliar.

Lebih potensial lagi, saham BBRI melesat 120 poin atau dengan penguatan mencapai 2,97% ke posisi Rp4.150/saham dengan 374 juta saham diperjualbelikan mencapai senilai Rp1,54 triliun.

Berikut 10 saham teratas lainnya yang mendukung laju IHSG di zona hijau:

  1. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menyumbang 18,55 poin
  2. Amman Mineral Internasional (AMMN) menyumbang 10,47 poin
  3. Bank Negara Indonesia (BBNI) menyumbang 6,62 poin
  4. Mitra Adiperkasa (MAPI) menyumbang 3,62 poin
  5. Telkom Indonesia (TLKM) menyumbang 3,49 poin
  6. Astra International (ASII) menyumbang 2,72 poin
  7. Multipolar Technology (MLPT) menyumbang 2,27 poin
  8. Bank Mandiri (BMRI) menyumbang 2,24 poin
  9. Indoritel Makmur Internasional (DNET) menyumbang 2,22 poin
  10. Medikaloka Hermina (HEAL) menyumbang 1,61 poin

Adapun saham-saham unggulan LQ45 juga menjadi pendorong penguatan IHSG, saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menguat 7,62%, saham PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) mantap di zona hijau dengan melesat 3,57%, dan saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) ditutup perdagangan hari ini menguat 1,31%.

Begitu juga dengan saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) yang berhasil menguat 1,18%. Saham PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dengan melesat 1,04%. Dan saham PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) positif di zona hijau dengan kenaikan 1,01%.

Penguatan di Tengah Sentimen Buyback Saham

Tiga saham bank besar BUMN di bursa saham Indonesia kompak menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (18/2/2025) melanjutkan tren kenaikan sedari kemarin di tengah sentimen rencana pembelian kembali (buyback) saham

Pergerakan ketiganya merespons positif rencana pembelian kembali saham tahun ini. Terbaru, BBNI mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai Rp1,5 triliun, yang akan diajukan dalam RUPS Tahunan mendatang. BMRI juga mengumumkan rencana buyback saham dengan menyiapkan dana Rp1,17 triliun.

Yang jadi perhatian pasar, buyback saham ditujukan guna menjaga keharmonisan antara kondisi pasar dan fundamental Perusahaan.

Buyback menjadi sinyal bagi investor bahwa Perseroan menilai harga saham saat ini belum mencerminkan fundamental perusahaan,” papar manajemen BNI dalam keterangannya.

Hal ini menunjukkan bahwa buyback saham berpotensi memberikan nilai tambah bagi pemegang saham tanpa mengganggu stabilitas keuangan Perusahaan.

Adapun BBRI lebih dulu mengumumkan rencana buyback. Perusahaan akan membeli kembali saham di pasar dengan dana maksimal Rp3 triliun.

Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dan David Chong menyebut, rencana pembelian kembali saham oleh BBNI, BMRI, dan BBRI diproyeksikan akan mendukung harga saham dalam jangka pendek.

“Rencana pembelian kembali saham bisa membuat harga saham naik dalam waktu dekat,” paparnya.

Di tengah-tengah rencana buyback, ketiga saham tersebut juga menyimpan valuasi yang amat menarik juga dengan dividen yang menggiurkan. Sejalan dengan makin diliriknya oleh para investor, tekanan jual investor asing pada saham BBRI dan BMRI juga telah mereda.

“Harga sahamnya masih menarik dan berpotensi memberikan keuntungan dividen,” tulis Analis RHB Sekuritas dalam riset terbaru yang diterbitkan.

(fad/wdh)

No more pages