Logo Bloomberg Technoz

Selain DHE, BI Pakai 'Senjata' Ini Buat Jaga Rupiah

Ruisa Khoiriyah
18 February 2025 14:15

Logo Bank Indonesia.
Logo Bank Indonesia.

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank-bank sentral di kawasan Asia terindikasi semakin banyak mengandalkan instrumen kontrak forward dolar Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari langkah melindungi risiko mata uang dari tekanan pelemahan akibat fenomena strong dollar beberapa waktu belakangan.

Bank Indonesia, adalah salah satunya. BI tercatat membukukan posisi net short forward senilai US$ 19,6 miliar, tertinggi sejak 2015 seperti data yang dipublikasikan oleh bank sentral, dilansir dari Bloomberg.

Selain BI, bank sentral India yaitu Reserve Bank of India (RBI) juga mencatat posisi short forward sebesar US$ 68 miliar, tertinggi sepanjang masa.

Nilai posisi short forward mencerminkan jumlah dolar AS yang akan dijual oleh bank sentral di masa mendatang pada harga yang telah ditetapkan. 

Memanfaatkan kontrak derivatif forward sebenarnya menjadi strategi umum yang biasa ditempuh pelaku usaha, dalam hal ini termasuk bank sentral, sebagai upaya lindung nilai mata uang dari risiko di depan.