Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News

Bloomberg, Saham-saham China di Hong Kong menguat, setelah pertemuan Presiden Xi Jinping dan para pengusaha terkemuka mengisyaratkan dukungan Beijing terhadap sektor swasta.

Indeks Hang Seng China Enterprises naik sebanyak 2%, di mana saham-saham teknologi termasuk Alibaba Group Holding Ltd dan Xiaomi Corp memberikan kontribusi terbesar terhadap kenaikan tersebut.

Indeks ini telah naik lebih dari 23% sejak mencapai titik terendahnya pada Januari. Indeks CSI 300, patokan dalam negeri, juga naik tipis.

Xi berjanji akan menghapus denda yang tidak masuk akal terhadap perusahaan swasta dan mendesak para pengusaha untuk mempertahankan semangat kompetitif mereka.

Dukungan tersebut terlihat menambah bahan bakar untuk reli saham China yang mengalahkan reli saham dunia tahun ini, di mana sebagian besar didorong oleh optimisme atas kemampuan kecerdasan buatan (AI) DeepSeek.

Salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma dan pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng, termasuk di antara para peserta yang hadir dalam pertemuan tersebut. 

Ini adalah momen langka yang menjadi pusat perhatian bagi sektor teknologi raksasa China, setelah dijauhi oleh para investor selama bertahun-tahun di tengah perang harga, permintaan konsumen yang lesu, dan ketidakpastian regulasi.

Para ahli strategi Wall Street, termasuk dari Goldman Sachs Group Inc, Morgan Stanley, dan JPMorgan Chase & Co telah merilis pandangan bullish dalam beberapa minggu terakhir karena mereka memperkirakan AI akan mendukung pendapatan perusahaan dan mendorong evaluasi ulang pasar secara lebih luas.

Reli saham China berlanjut setelah pertemuan Xi-Ma. (Bloomberg)

"Pertemuan Presiden Xi dengan para pengusaha China menandai perubahan signifikan dalam pendekatan China terhadap sektor swasta," kata Charu Chanana, kepala strategi investasi di Saxo Markets. 

"Hal ini akan menambah momentum lebih lanjut pada nama-nama teknologi China yang telah menguat karena pengembangan DeepSeek dan aliran dana yang dialihkan dari Magnificent Seven yang penuh dengan belanja modal."

Naik lebih dari 25% pada tahun 2025, Indeks Hang Seng Tech mengalahkan kenaikan yang terlihat pada indeks ekuitas yang lebih luas di Hong Kong dan China.

Sebaliknya, obligasi pemerintah China bertenor 10 tahun turun, di mana imbal hasil naik dua basis poin ke level yang belum pernah terjadi sejak Desember 2024. Hal ini terjadi karena investor mengalihkan dana ke saham dan likuiditas mengetat di pasar uang.

Para skeptis memperingatkan bahwa AI tidak akan banyak membantu mengatasi masalah ekonomi, seperti krisis properti dan kurangnya kepercayaan konsumen. Juga tidak jelas bagaimana pencapaian teknologi DeepSeek akan memengaruhi pendapatan perusahaan.

Saham-saham China telah mengalami banyak kemunduran selama beberapa tahun terakhir — yang terbaru adalah rebound yang didorong oleh stimulus pada akhir September yang mendingin dalam beberapa bulan.

Fokus saat ini tertuju pada pertemuan legislatif tahunan pada Maret, di mana para pemimpin tertinggi negara ini diprediksi akan mengungkap blueprint ekonomi untuk tahun 2025 dan mungkin mendiskusikan langkah-langkah dukungan konkret untuk sektor swasta.

Apa yang dikatakan Bloomberg Intelligence:

"Antusiasme baru terhadap perusahaan teknologi China sebagian besar didasarkan pada premis yang salah bahwa terobosan DeepSeek dalam AI akan mendorong kebangkitan prospek pendapatan sektor ini. Kami tidak setuju dan meyakini prospek pendapatan di sebagian besar perusahaan mayoritas tidak berubah. Meningkatnya ketidakpastian ekonomi, ditambah risiko meningkatnya ketegangan dengan AS, membuat prospek sektor ini tidak pasti pada tahun 2025."

— Analis Robert Lea dan Jasmine Lyu

"Sinyal-sinyal dari pertemuan ini bisa saja cepat berlalu," ujar Hao Hong, mitra dan kepala ekonom di GROW Investment Group, dalam wawancara dengan Bloomberg TV. Saham-saham China telah mengalami "rebound yang bagus," tetapi masih banyak yang harus dilakukan untuk mengatasi perekonomian.

(bbn)

No more pages