Selain Omega, Toto juga memaparkan progres proyek Dragon yang merupakan code name merujuk pada proyek pengembangan baterai EV dari hulu ke hilir bersama dengan Ningbo Contemporary Brunp Legend Co. Ltd. (CBL). Adapun, CBL merupakan anak usaha dari Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL).
Toto menyebut CATL saat ini merupakan produsen terbesar pabrik EV di dunia dengan pangsa pasar hampir 38%. Adapun lingkup proyek Antam-CBL terdapat tiga usaha patungan atau joint venture (JV) yakni Mining Project (PT SDA) dengan Antam sebesar 51%.
JV 2 Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) & Industrial Park Project (PT FHT) dengan porsi Antam sebesar 40%. Serta JV 3 yakni HPAL project dengan porsi Antam sebesar 30%.
Sementara itu, lingkup proyek IBC-CBL yakni JV 4 battery material project dengan porsi IBC 30%, JV 5 battery cell project dengan porsi IBC 30%, dan JV 6 battery recycling project dengan porsi IBC 40%.
“Jadi setelah dari HPAL-nya Antam, ada baterai materials, baterai materials itu merubah dari yang HPAL itu menjadi calon baterai dan juga katoda. Nah setelah baterai materials itu masuk ke baterai sel yang 15 gWh, 15 gWh itu kapasitas cukup mungkin untuk secara jumlah mobil, hampir 120.000-130.000 kendaraan EV per tahun,” ucap Toto.
Toto menyatakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah mengubah PT Indonesia Battery Corporation (IBC) menjadi New Energy Material Investment Holding.
Perubahan IBC dari sebelumnya project development company menjadi investment holding tersebut sudah disetujui melalui penandatanganan Perjanjian Pemegang Saham (PPS) terbaru.
(mfd/roy)