Logo Bloomberg Technoz

Analis Sebut BI Masih Punya Ruang Moneter Hadapi Tarif Impor AS

Recha Tiara Dermawan
17 February 2025 15:50

Presiden AS Donald Trump. (Bloomberg)
Presiden AS Donald Trump. (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kebijakan tarif impor yang diumumkan Presiden AS, Donald Trump, kembali mengguncang pasar global dan memberikan dampak terhadap perekonomian negara-negara mitra dagangnya, termasuk Indonesia.

Dengan penerapan tarif 25% untuk Kanada dan Meksiko serta tambahan 10% untuk barang-barang dari China, kebijakan ini berpotensi meningkatkan inflasi di AS dan mempersempit ruang penurunan suku bunga oleh The Fed.

Menurut Arfian Prasetya Aji, Economist KISI Asset Management, kebijakan ini langsung tercermin dalam penguatan Indeks Dolar AS hingga mencapai 109,86, yang sempat membuat rupiah terdepresiasi ke Rp16.483 per dolar AS sebelum akhirnya kembali menguat ke Rp16.371.

"Ketidakpastian ini akan terus membayangi pasar, terutama jika kebijakan tarif impor berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan," kata dia dalam keterangannya, Senin (17/2).

Inflasi di AS tetap tinggi, dengan Personal Consumption Expenditures (PCE) tercatat sebesar 2,6% YoY pada Desember 2024 dan inflasi inti mencapai 2,8% YoY. Hal ini memperkecil kemungkinan The Fed untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat, sehingga imbal hasil obligasi AS (US Treasury Yield) tetap tinggi.