Lalu bagaimana dengan prediksi harga emas untuk minggu ini? Apakah bisa naik lagi atau malah terkoreksi?
Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih mantap di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 73,61.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish. Namun hati-hati, karena RSI di atas 70 juga menjadi tanda sudah jenuh beli (overbought).
Sinyal overbought kian kuat dengan indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh 100. Paling tinggi, sangat jenuh beli.
Oleh karena itu, ada kemungkinan harga emas bakal terpangkas pekan ini. Target support terdekat ada di US$ 2.841/troy ons yang menjadi Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 2.748/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target resisten ada di US$ 2.923/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengangkat harga emas ke arah US$ 2.954/troy ons.
Sentimen Penggerak Harga Emas
Harga emas bertahan di level tinggi karena setidaknya 2 hal. Pertama adalah ekspektasi bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve masih akan menurunkan suku bunga acuan tahun ini, meski tidak seagresif tahun lalu. Ini dilakukan karena perekonomian Negeri Paman Sam masih memerlukan stimulus moneter.
US Census Bureau melaporkan, penjualan ritel di Negeri Adikuasa pada Januari turun 0,9% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Jauh memburuk ketimbang Desember 2024 yang tumbuh 0,7% mtm, dan lebih dalam ketimbang ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan 0,1% mtm.
Bahkan penurunan 0,9% mtm adalah yang terdalam sejak Maret 2023.
Data ini membuat pasar memperkirakan The Fed masih akan melanjutkan pemangkasan suku bunga tahun ini. Walau mungkin hanya 50 basis poin (bps), lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 100 bps.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.
Faktor kedua adalah kebijakan Presiden AS Donald Trump. Seperti periode pertamanya, kepemimpinan Trump kali ini juga diwarnai dengan kebijakan luar negeri yang agresif dengan pemberlakuan kenaikan tarif bea masuk bagi impor dari berbagai negara.
Aksi Trump tersebut akan menyebabkan disrupsi terhadap situasi geopolitik dan perdagangan dunia. Ketika kondisi menjadi tidak pasti, maka emas menjadi primadona investor karena statusnya sebagai aset yang dianggap aman (safe haven asset).
(aji)