Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rencana merger antara dua raksasa otomotif Jepang, Honda Motor Co dan Nissan Motor Co, resmi dibatalkan, Kamis (13/2/2025) karena perbedaan pandangan mengenai struktur manajemen. 

Pembicaraan yang dimulai pada medio Desember 2024 ini, awalnya bertujuan membentuk produsen mobil terbesar ketiga di dunia berdasarkan volume penjualan. 

Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah pembentukan perusahaan induk baru, di mana bisnis gabungan tersebut akan beroperasi, kata salah satu orang yang mengetahui rencana tersebut. Transaksi tersebut juga bisa diperluas dengan melibatkan Mitsubishi Motors Corp, yang telah lama menjalin kemitraan dengan Nissan. 

Kabar ini bahkan membuat harga saham Mitsubishi melonjak 17% saat itu. Bahkan berhembus kabar awal jika merger keduanya saat itu bakal diumumkan pada 23 Desember 2024 lalu.

Kedua perusahaan juga disebut akan menyelesaikan perjanjian penggabungan kedua perusahaan pada Juni 2025 setelah memulai pembicaraan, menurut lembaga penyiaran Jepang NHK, mengutip narasumber yang tidak disebutkan namanya.

Pembicaraan awalnya menjadi rumit karena produsen Taiwan, Hon Hai Precision Industry Co, yang juga dikenal sebagai Foxconn, menyatakan minatnya untuk mengakuisisi Nissan. 

Nikkei menyatakan bahwa ketertarikan Foxconn terhadap Nissan mempercepat upaya merger Honda karena khawatir perusahaan Jepang tersebut rentan terhadap pengambilalihan oleh perusahaan Taiwan.

Meski demikian, kedua produsen mobil Jepang ini pada akhirnya menandatangani perjanjian dasar untuk negosiasi merger pada Senin (23/12/2024) dan mengadakan konferensi pers bersama di Tokyo. Honda mengatakan akan membeli kembali sebanyak ¥1,1 triliun yen atau setara US$7 miliar sahamnya sendiri.

Kesepakatan rencana merger Honda-Nissan-Mitsubishi. (Kiyoshi Ota/Bloomberg)

Perusahaan induk akan dibentuk untuk menaungi entitas baru ini dan harus terdaftar pada Agustus 2026, kata kedua perusahaan tersebut. Narasumber itu menambahkan bahwa Honda akan bisa mencalonkan dewan direksi perusahaan baru ini.

Mitsubishi Motors Corp, yang 24,5% sahamnya dimiliki Nissan, juga menandatangani nota kesepahaman tersebut dan mungkin akan menjadi bagian dari grup, di mana keputusan akhir diharapkan tercapai pada akhir Januari.

Entitas Honda, Nissan, Mitsubishi bisa jadi melawan produsen mobil China di luar negeri, termasuk BYD Co dan Geely Automobile Holdings Ltd.

Merger Gagal

Kabar terbaru, Honda dan Nissan resmi mengakhiri negosiasi untuk bergabung dalam satu entitas, mengakhiri rencana yang seharusnya bisa menciptakan salah satu produsen mobil terbesar di dunia.

Meski rencana pembentukan perusahaan induk bersama dibatalkan, kedua perusahaan menyatakan pada Kamis (13/2/2025) bahwa mereka tetap akan melanjutkan kemitraan strategis bersama Mitsubishi Motors Corp.

Ketiga produsen otomotif ini akan terus bekerja sama dalam pengembangan internal baterai, teknologi kendaraan otonom, perangkat lunak, serta mobil listrik.

Kepemimpinan yang terus berganti dan lini produk yang ketinggalan zaman membuat Nissan semakin sulit bersaing, baik dengan mobil hibrida berbahan bakar bensin di pasar AS maupun kendaraan listrik di China.

Di sisi lain, Honda memiliki prospek yang lebih cerah. Produsen mobil ini menargetkan peningkatan penjualan kendaraan hibrida hingga dua kali lipat pada 2030, dengan target 1,3 juta unit—melonjak dari 650.000 unit yang terjual pada 2023 (tidak termasuk pasar China).

"Kami melihat sebagian besar pertumbuhan ini akan terjadi di Amerika Utara," ujar eksekutif Honda, Katsuto Hayashi, kepada wartawan pada Desember lalu.

Beberapa hari setelah pernyataan tersebut, Honda dan Nissan memulai pembicaraan untuk membentuk perusahaan induk bersama. Namun, Honda menegaskan bahwa Nissan harus menyelesaikan masalah internalnya terlebih dahulu sebelum transaksi terjadi.

Menurut narasumber yang mengetahui negosiasi ini, Nissan meyakini pihaknya bisa memperbaiki kondisi keuangan tanpa harus menutup pabrik. Namun, saat Honda mengusulkan akuisisi penuh terhadap Nissan untuk menjadikannya anak perusahaan, Nissan dengan tegas menolak.

Kini, Nissan kembali mencari mitra baru dan harus menemukan cara lain untuk menyelamatkan masa depannya tanpa Honda.

Pabrik Hon Hai atau Foxconn, perakit iPhone milik Apple. (Dok: Bloomberg)

Foxconn atau Hon Hai Precision Industry Co menyatakan terbuka untuk mengambil alih 36% saham Nissan Motor Co milik perusahaan Prancis, Renault SA. Produsen iPhone ini sebelumnya sempat menunjukkan ketertarikan tahun lalu, tetapi mundur setelah Nissan mulai menjajaki kemitraan dengan Honda.

Setelah negosiasi antara Honda dan Nissan gagal mencapai kesepakatan, peluang bagi Foxconn kembali terbuka lebar. Perusahaan ini berpotensi memanfaatkan keahliannya di bidang elektronik untuk menjadi produsen kendaraan listrik kontrak bagi Nissan.

(prc/ros)

No more pages