Jennifer A. Dlouhy - Bloomberg News
Bloomberg, Donald Trump menyatakan akan mengumumkan tarif baru untuk impor mobil pada 2 April 2025, sebagai bagian dari langkahnya untuk mengubah hubungan perdagangan global dan mendorong perusahaan memindahkan produksi ke Amerika Serikat.
“Kami akan melakukannya sekitar 2 April,” kata Trump kepada wartawan di Oval Office, Jumat (14/02/2025), saat menandatangani perintah eksekutif terkait kebijakan energi.
Langkah ini menambah ketegangan dalam perang dagang yang semakin luas, seiring upaya Trump menepati janji kampanyenya untuk memberlakukan tarif besar-besaran terhadap sekutu dan rival AS. Sehari sebelumnya, Trump menginstruksikan pemerintahannya untuk menyusun rencana tarif timbal balik (resiprokal) bagi negara-negara yang mengenakan pajak impor terhadap produk AS, dengan tujuan mengatasi sistem perdagangan yang menurutnya merugikan Amerika.
Tarif resiprokal ini bisa mulai berlaku pada April dan terpisah dari tarif khusus sektor tertentu, seperti otomotif, energi, semikonduktor, dan farmasi. Awal pekan ini, Trump juga mengumumkan rencana memberlakukan bea masuk 25% untuk impor baja dan aluminium.
Kebijakan tarif baru ini dapat berdampak besar pada industri otomotif di Jepang, Jerman, dan Korea Selatan. Tahun lalu, sekitar 50% mobil yang dijual di AS merupakan produk impor. Data dari Global Data menunjukkan bahwa 80% mobil Volkswagen yang dijual di AS adalah impor, sementara Hyundai-Kia mengimpor sekitar 65% dari total penjualannya di AS.

Namun, Trump belum memberikan rincian terkait besaran tarif atau cakupan kebijakan ini. Belum jelas pula bagaimana kebijakan ini akan mempengaruhi kendaraan yang diproduksi di bawah perjanjian perdagangan bebas antara AS, Kanada, dan Meksiko, yang sebelumnya dinegosiasi ulang oleh Trump. Pasokan komponen otomotif di Amerika Utara sangat terintegrasi, sehingga perubahan kebijakan dapat berdampak luas pada rantai pasokan industri.
Asosiasi perdagangan industri otomotif telah memperingatkan kemungkinan kenaikan harga dan gangguan rantai pasokan akibat tarif baru ini. Namun, mereka masih menunggu rincian lebih lanjut dari pemerintah AS sebelum memberikan tanggapan resmi. Autos Drive America, kelompok lobi untuk produsen mobil asing, belum memberikan komentar, sementara American Automotive Policy Council, yang mewakili produsen mobil AS, juga belum menanggapi permintaan komentar.
Saham General Motors Co. dan Ford Motor Co., yang memiliki operasi manufaktur besar di seluruh Amerika Utara, tidak mengalami perubahan signifikan dalam perdagangan saham pada Jumat.
Kanada dan Meksiko, dua mitra dagang utama AS, sudah menghadapi ancaman tarif impor sebesar 25% yang diumumkan Trump. Namun, penerapannya ditunda hingga Maret sebagai bagian dari negosiasi yang berkaitan dengan keamanan perbatasan, salah satu prioritas utama pemerintahannya.
CEO Ford, Jim Farley, sebelumnya telah memperingatkan bahwa kebijakan tarif ini dapat membawa dampak buruk bagi industri otomotif AS. “Tarif ini akan menghancurkan industri AS dengan cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya,” ujarnya awal pekan ini.

Trump juga menggunakan tarif sebagai alat diplomasi ekonomi, termasuk untuk menekan negara-negara lain dalam isu imigrasi dan perdagangan narkoba ilegal. Ia berulang kali menekankan bahwa kebijakan tarifnya akan mendorong lebih banyak perusahaan untuk memindahkan produksi ke AS.
Saat berkampanye, Trump sempat menyatakan keinginannya agar perusahaan mobil Jerman menjadi perusahaan Amerika, meskipun hal ini dinilai sulit terwujud karena berbagai hambatan perdagangan.
Selain kebijakan tarif otomotif, Trump juga menargetkan regulasi lingkungan di California. Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) akan mengambil langkah awal untuk membatalkan izin berdasarkan Clean Air Act yang memungkinkan negara bagian tersebut mewajibkan penjualan kendaraan listrik dan pada akhirnya melarang penjualan mobil berbahan bakar bensin pada 2035.
Administrator EPA, Lee Zeldin, yang mendampingi Trump di Oval Office, mengatakan bahwa izin tersebut akan diajukan ke Kongres untuk ditinjau. Langkah ini membuka peluang bagi Kongres untuk membatalkan kebijakan emisi California melalui mekanisme Congressional Review Act.
(bbn)