Logo Bloomberg Technoz

Augusta Saraiva - Bloomberg News

Bloomberg, Penjualan ritel di Amerika Serikat mengalami penurunan tajam pada Januari, mencatat penurunan terbesar dalam hampir dua tahun. Data ini menunjukkan adanya perlambatan mendadak dalam belanja konsumen setelah lonjakan pengeluaran pada bulan-bulan terakhir tahun 2024.

Berdasarkan laporan Departemen Perdagangan AS yang dirilis Jumat (14/02/2025), nilai total pembelian ritel—yang belum disesuaikan dengan inflasi—turun 0,9% setelah mengalami kenaikan 0,7% pada Desember, yang telah direvisi naik.

Dari 13 kategori yang dicakup dalam laporan tersebut, sembilan mengalami penurunan, dengan sektor kendaraan bermotor, barang olahraga, dan toko furnitur mencatat penurunan terbesar. Data ini juga mencerminkan dampak dari kebakaran hutan yang melanda Los Angeles—wilayah metropolitan terbesar kedua di AS—serta cuaca musim dingin ekstrem di beberapa bagian negara, yang kemungkinan besar menghambat aktivitas belanja langsung di toko.

Setelah laporan ini dirilis, imbal hasil obligasi pemerintah turun dan nilai dolar tetap lebih rendah. Sementara itu, laporan terpisah menunjukkan bahwa produksi industri AS naik pada Januari, didorong oleh meningkatnya permintaan untuk pemanas akibat suhu yang lebih dingin, meskipun sektor manufaktur mengalami sedikit perlambatan.

Penjualan ritel AS. (Sumber: Bloomberg)

Penurunan ini terjadi setelah kuatnya pertumbuhan penjualan ritel pada akhir 2024, yang didorong oleh musim liburan yang solid dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Namun, perlambatan di berbagai kategori menunjukkan bahwa selain faktor cuaca dan kebakaran, ada faktor lain yang berpengaruh. Inflasi yang masih tinggi dan biaya pinjaman yang mahal terus membebani daya beli konsumen. Banyak orang semakin bergantung pada kartu kredit dan utang lainnya untuk mendukung pengeluaran mereka, sementara angka kredit bermasalah terus meningkat.

Tingkat wanprestasi (delinquency) juga semakin umum terjadi seiring dengan suku bunga yang tetap tinggi selama tiga tahun berturut-turut. Gubernur bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell menegaskan kembali minggu ini bahwa bank sentral belum berencana untuk segera menurunkan suku bunga, terutama setelah laporan terbaru menunjukkan kenaikan harga konsumen yang meluas pada Januari.

“Sementara rumah tangga terus menanggung lebih banyak utang, sektor rumah tangga secara umum dalam kondisi keuangan yang baik dan pertumbuhan pendapatan tetap mendukung laju pertumbuhan konsumsi yang layak tahun ini,” kata ekonom Wells Fargo & Co Tim Quinlan dan Shannon Grein dalam sebuah catatan.

Kebijakan tarif baru Presiden AS Donald Trump terhadap berbagai barang impor dari beberapa negara diperkirakan akan berdampak langsung pada konsumen. Dalam beberapa bulan terakhir, hal ini mendorong sebagian konsumen untuk membeli barang-barang bernilai tinggi sebelum harga naik. Namun, penurunan penjualan di sektor furnitur, barang olahraga, serta elektronik dan peralatan rumah tangga pada Januari menunjukkan bahwa dorongan belanja tersebut mulai mereda.

“Pergeseran pembelian ke akhir tahun lalu sebagai antisipasi terhadap tarif baru kemungkinan mendorong belanja konsumen di atas tren normalnya. Namun, kini tren tersebut mulai berbalik,” kata Oliver Allen, ekonom senior AS di Pantheon Macroeconomics.

Tarif baru ini juga dapat mendistorsi data penjualan ritel ke depan. Karena angka dalam laporan ini tidak disesuaikan dengan inflasi, peningkatan penjualan ritel mungkin lebih mencerminkan kenaikan harga daripada aktivitas belanja yang lebih besar.

Data penjualan kelompok kontrol. (Sumber: Bloomberg)

Dalam laporan tersebut, data penjualan kelompok kontrol (control-group sales)—yang digunakan pemerintah dalam perhitungan pengeluaran barang untuk Produk Domestik Bruto (PDB)—turun 0,8% pada Januari. Ini merupakan penurunan terbesar sejak Maret 2023. Kelompok ini mengecualikan penjualan di restoran, dealer mobil, toko bahan bangunan, dan SPBU.

Sebelumnya, tarif impor yang diberlakukan Trump pada masa jabatan pertamanya sempat memperlambat pertumbuhan ekonomi sebelum pandemi COVID-19 melanda. Para ekonom dan pembuat kebijakan kini kembali mencermati dampak tarif terhadap perekonomian.

“Cuaca dingin dan penurunan belanja setelah musim liburan berkontribusi terhadap turunnya penjualan ritel AS di Januari. Dengan faktor-faktor ini, sulit untuk menentukan apakah penurunan ini mencerminkan melemahnya kepercayaan konsumen dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi, atau sekadar efek musiman setelah liburan dan cuaca ekstrem,” ujar Estelle Ou dan Eliza Winger dari Bloomberg Economics.

Laporan ritel ini sebagian besar mencerminkan pembelian barang, yang hanya mencakup sebagian kecil dari total pengeluaran konsumen secara keseluruhan. Data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (Personal Consumption Expenditures/PCE) yang akan dirilis akhir bulan ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih rinci tentang pengeluaran yang disesuaikan dengan inflasi, baik untuk barang maupun jasa selama Januari.

Sementara itu, pengeluaran di restoran dan bar—satu-satunya kategori sektor jasa dalam laporan ini—justru mengalami kenaikan hampir 1%.

(bbn)

No more pages