Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Produk impor dengan harga murah China telah membayangi industri kosmetik Tanah Air. Bagaimana Wardah sebagai brand lokal menyikapi hal ini sebagai brand kosmetik yang tentunya telah dikenal publik di Indonesia?

Wardah Decorative Group Head PT Paragon Technology dan Innovation Findi Novia mengatakan justru hal tersebut memotivasi brand kosmetiknya untuk tetap terus melakukan inovasi dan mewujudkan keinginan konsumen.

"Jadi, kita tidak usah bicara merek-merek China. Sebetulnya beberapa merek luar negeri sudah mulai masuk ke Indonesia, bagi kita, itu memotivasi kita untuk terus maju. Artinya, kalau kita luncurkan suatu produk, produk itu harus yang kualitasnya terbaik," kata Findi Novita, Wardah Decorative Group Head PT Paragon Technology dan Innovation, di Jakarta Pusat, Jumat (14/2).

"Jadi, kita lihat, sebetulnya sebelum kita kenalkan produknya, kita tahu bahwa edukasi itu penting. Sebetulnya yang kita butuhkan itu kulit yang seperti apa? Yang kita butuhkan shade yang seperti apa? Yang kita butuhkan warna apa? Itu yang kita tangkap, menurut kita, itu yang memang dibutuhkan oleh konsumen (supaya tidak mahal, daripada beli produk,  atau malah produknya tidak terpakai. Jadi, ini sebetulnya salah satu inovasi yang kita lakukan juga, supaya kita bisa tetap relevan dengan konsumen," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama. Plt Direktur Bina Talenta Sains dan Teknologi, Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi, Karlisa Priandana mengatakan bahwa kosmetik yang didasari dengan kajian riset akan lebih jauh unggul produknya di mata konsumen dan dapat bersaing dengan produk impor mana pun.

"Memang kita mesti yakin, kalau produk dalam negeri kita dikembangkan dengan berbasis kajian riset, pasti jauh lebih unggul kualitasnya. Kalau dari sisi harga, mungkin 50-50, bisa lebih murah, bisa lebih mahal,"katanya.

Ia pun juga mencontohkan bahwa keinginan konsumen Indonesia belum tentu cocok dengan kesehatan kulitnya terhdap produk kosmetik buatan luar negeri. Misal soal parfum orang Indonesia yang cocok digunakan dalam keseharian.

Menurut Karlisa bahan-bahan lokal parfum seperti minyak nilam bisa menjadi refrensi bagi parfum Indonesia bahkan meningkatkan perekonomian di RI.

"Kemenyan juga,  sekarang banyak diekspor ke Turki.  Setelah itu, di Turki diolah menjadi parfum. Setelah jadi parfum, diimpor lagi oleh kita kan?  Jadi, parfum yang kita pakai itu kan omong kosong, agak aneh ya? Kenapa tidak kita olah sendiri saja? proses mengubah bahan lokal  menjadi bahan yang disukai, disesuaikan dengan kesukaan orang Indonesia, hanya bisa dilakukan di Indonesia,"imbuhnya.

(dec/spt)

No more pages