Logo Bloomberg Technoz

Penuhnya stockpile PTFI juga tak lepas dari belum dikantonginnya relaksasi izin ekspor konsentrat tembaga. Freeport mengajukan perpanjangan ekspor konsentrat tembaganya setelah masa berlaku izin sebelumnya habis pada 31 Desember 2024.

Di sisi lain, Tri menyebut investigasi penyebab kebakaran smelter katoda tembaga PTFI di Manyar, Gresik, Jawa Timur sudah rampung. Pemerintah menyatakan kebakaran tersebut terjadi karena keadaan kahar.

“Kebakaran karena kondisi kahar, kita analisis dan lain sebagainya. Investigasinya sepertinya sudah selesai,” kata Tri.

Tri menegaskan tidak ada unsur kesengajaan dalam kebakaran fasilitas asam sulfat di smelter katoda tembaga senilai US$3 miliar tersebut pada 14 Oktober 2024.

Enggak ada unsur kesengajaan. Kalau misalnya sengaja, asuransi dia enggak cair. Itu kan diasuransikan ya,” tutur Tri.

Namun, hingga kini pemerintah belum memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga bagi PTFI. 

“Kan belum,” ucapnya, saat dimintai konfirmasi apakah Freeport akan kembali bisa mengekspor konsentrat tembaganya bulan ini jika investigasi smelter Manyar memang telah rampung.

Dimintai konfirmasi secara terpisah, VP Corporate Communications Freeport Indonesia Katri Krisnati membenarkan soal penyesuaian produksi di tingkat hulu perseroan.

"Penyesuaian produksi di hulu terpaksa dilakukan karena saat ini kapasitas penyimpanan konsentrat PTFI, baik di Amamapare, Papua Tengah maupun di smelter PTFI, Gresik, Jawa Timur sudah penuh," ujarnya, Jumat (14/2/2025).

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memperingatkan PTFI untuk segera menyetor laporan tenggat perbaikan smelter Manyar, jika perusahaan ingin agar perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaganya direstui pemerintah.

Bahlil tidak menampik upaya hilirisasi sektor tembaga sedikit terganjal akibat kebakaran fasilitas asam sulfat di smelter katoda tembaga senilai US$3 miliar tersebut pada 14 Oktober 2024.

Usai insiden di pabrik yang berlokasi di Manyar, Gresik, Jawa Timur itu; Freeport mengajukan perpanjangan ekspor konsentrat tembaganya setelah masa berlaku izin sebelumnya habis pada 31 Desember 2024.

“Akan tetapi, saya sudah kasih tahu sama [Direktur Utama] Freeport Tony Wenas. ‘Tony, kita berdua ini kawan. Saya dahulu kuliah beasiswa dari Freeport, sekalipun cuma 3 semester. Jadi gaya-gaya Freeport ini dari zaman saya masih kuliah, sampai saya sudah jadi menteri, kok belum berubah? Masih gaya lama terus,” kata Bahlil di sela Mandiri Investment Forum, Selasa (11/2/2025).

“Jadi saya bilang sama dia, boleh saya kasih izin, tetapi you harus teken kapan perbaikan [smelter] ini selesai. Supaya kita fair. Karena [smelter katoda milik] Amman, di Nusa Tenggara Barat, itu sudah berjalan. Jadi konsentrat tidak ada lagi yang kita ekspor.”

(mfd/wdh)

No more pages