Bloomberg Technoz, Jakarta - Saham perusahaan negara bidang infrastruktur dan konstruksi atau BUMN Karya stagnan. Aktivitas perdagangan siang ini terjadi setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan merger BUMN karya dari saat ini tujuh perusahaan.
Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (14/2/2025), saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI) melaju stagnan di level harga Rp194/saham dengan kecenderungan tidak bergerak dari posisi perdagangan hari sebelumnya.
Saham ADHI hanya sempat turun ke Rp193/saham yang menjadi level terendah hari ini. Namun, ADHI berhasil rebound hingga sempat menyentuh level tertinggi di Rp199/saham.

Kemudian, saham PT PP Tbk (PTPP) juga stagnan dengan tidak bergerak di level posisi Rp270/saham. Dibuka menghijau di level Rp272/saham, saham PTPP sempat turun dan kembali ke level Rp270/saham, dengan sempat menyentuh level tertinggi di level Rp280/saham.
Sama halnya dengan Anak Usaha PTPP, PT PP Presisi Tbk (PPRE) stagnan di posisi harga sama dengan hari sebelumnya, di Rp56/saham.
Sedang, saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melemah 1 poin atau setara dengan kehilangan 0,51% ke level Rp197/saham hingga pukul 14.30 WIB. Saham WIKA bahkan sempat menyentuh level terendah di Rp193/saham setelah dibuka dengan kenaikan terbaiknya di level Rp206/saham pada pembukaan pagi tadi.
Anak usahanya, PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) juga melemah 1 poin atau setara dengan tekanan 1,82% ke level Rp54/saham.
Erick Thohir memandang rencana pengurangan jumlah BUMN Karya dari tujuh perusahaan sebelumnya dan akan menjadi 3 entitas masih berjalan sesuai perhitungan. Namun, dalam kurun dua hingga tiga bulan ke depan, jumlah tersebut dapat makin susut hingga menjadi satu entitas.

“Bukan tidak mungkin efisiensi merger BUMN Karya akan berlanjut, dari tiga menjadi dua (entitas), atau bahkan satu (entitas). Tentu, hal ini masih memerlukan kajian lebih lanjut,” paparnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis (13/2/2025).
Erick juga menilai bahwa dengan adanya Rancangan Undang-undang (RUU) BUMN terbaru yang sudah disahkan DPR RI, proses merger dapat berlangsung lebih cepat.
“Dulu, merger bisa memakan waktu hingga tiga tahun karena harus melalui banyak kementerian. Jika regulasi yang baru diterapkan, prosesnya diharapkan lebih cepat,” jelasnya.
Pemerintah mendorong konsolidasi BUMN Karya agar perusahaan memiliki fokus yang lebih jelas dan tidak bersaing di bagian yang sama. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan memperbaiki kondisi keuangan Perusahaan Konstruksi milik negara.

Sejauh ini, pemerintah telah menyusun rencana awal terkait spesialisasi perusahaan hasil merger, antara lain adalah Hutama Karya dan Waskita Karya akan menangani proyek jalan tol, infrastruktur jalan non-tol, serta bangunan institusional dan komersial.
Pada bagian lain, Wijaya Karya dan PT PP akan fokus pada infrastruktur pelabuhan dan bandara, serta tetap mengelola sektor residensial karena masih memiliki aset-aset terkait.
Kemudian, Adhi Karya dan Nindya Karya akan berperan dalam pembangunan infrastruktur air dan jalur kereta.
(fad/wep)