Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Tren penurunan bunga diskonto Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) terus berlanjut di tengah minat yang makin susut dari para investor di pasar perdana. Animo yang terus memudar dalam lelang instrumen moneter itu, berkebalikan dengan tren kenaikan dalam lelang surat utang negara.

Mengacu dokumen lelang yang dirilis oleh Bank Indonesia, nilai penawaran yang masuk dalam lelang SRBI hari ini, tercatat hanya sebesar Rp41,28 triliun, turun dibanding incoming bids pekan sebelumnya sebesar Rp49,87 triliun. Animo yang masuk hari ini menjadi yang terendah sepanjang 2025 ini. Adapun tingkat bunga SRBI yang diberikan untuk tenor terpanjang yaitu 12 bulan, makin turun di level 6,46%, terendah sejak 18 Oktober 2023. 

Minat yang makin kecil terhadap SRBI di pasar perdana dalam beberapa pekan belakangan, berlangsung ketika aliran modal asing di instrumen penarik hot money itu, juga terus menurun.

Setelah pada akhir Januari posisi net buy asing di SRBI mencapai Rp12,93 triliun, maka sampai data setelmen 6 Februari lalu, posisi net buy asing turun jadi Rp10,44 triliun year-to-date.

Namun, meski minat terindikasi melemah dalam tiga lelang terakhir, pada lelang hari ini BI menaikkan penjualan menjadi Rp15 triliun. Pada lelang sebelumnya, BI hanya memenangkan Rp5 triliun.

Tren penurunan yield SRBI yang telah berlangsung sepanjang tahun ini, bisa jadi mencerminkan prospek penurunan BI rate lebih lanjut. Meski sejauh ini, hasil konsensus pasar masih memperkirakan bunga acuan akan ditahan di 5,75%, berdasarkan survei Bloomberg terhadap 21 institusi sampai Jumat siang ini.

Bank Indonesia akan menggelar Rapat Dewan Gubernur pekan depan. Para RDG bulan Januari, secara mengejutkan Dewan Gubernur Bank Indonesia memangkas bunga acuan sebesar 25 basis poin bahkan ketika konsensus pasar secara bulat memperkirakan keputusan 'tahan'.

Sebelum mengambil keputusan mengejutkan itu, bunga SRBI dalam lelang turun dalam dua lelang beruntun, mencapai 0,83% ke level 7,23%. 

Kini, bila membandingkan level bunga SRBI terakhir ketika RDG bulan lalu, tercatat telah terjadi penurunan hingga 10,65% yaitu dari posisi 7,23% menjadi kini di 6,46%.

Tren Bullish

Di pasar surat utang, sentimen memang tengah membaik. Kebanyakan karena mengikuti tren suku bunga global, terkait prospek bunga acuan Federal Reserve, juga faktor domestik dari pemangkasan BI Rate.

Sebagai gambaran, sampai perdagangan Kamis sore kemarin, yield SUN 2Y sudah turun hingga 44,3 basis poin dalam sebulan terakhir. Begitu juga tenor 5Y yang bahkan telah turun imbal hasilnya hingga 53,1 basis poin.

Adapun tenor 10Y mencatatkan penurunan imbal hasil hingga 43,4 basis poin hingga kini berada di level 6,822%, seperti ditunjukkan oleh data Bloomberg.

Arus modal asing ke pasar surat utang tercatat net buy pada Januari sebesar Rp4,64 triliun. Sementara pada Februari ini, asing mencetak net buy pada pekan pertama senilai Rp7,06 triliun. Pada pekan kedua hingga data terakhir per 11 Februari, asing masih net sell Rp124 miliar.

Pada perdagangan hari ini, pergerakan imbal hasil SUN di pasar sekunder cenderung turun terutama untuk tenor di bawah 10 tahun. Yield 2Y kini di 6,572%, lalu 5Y kini di 6,589% dan 10Y di 6,792%.

(rui/aji)

No more pages