Tony Capaccio - Bloomberg News
Bloomberg, Korea Utara (Korut) kemungkinan sedang bersiap untuk memproduksi rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu mencapai wilayah Amerika Serikat. Hal ini disampaikan oleh Komandan Pertahanan Amerika Utara (US Northern Command), Jenderal Angkatan Udara Gregory Guillot, dalam kesaksiannya di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat AS.
"Rezim Kim Jong Un kemungkinan sudah mampu mengirimkan hulu ledak nuklir ke target di seluruh Amerika Utara, sekaligus mempersulit upaya kami untuk memberikan peringatan dini sebelum peluncuran. Ini disebabkan oleh desain rudal berbahan bakar padat yang mempercepat proses persiapan peluncuran," ujar Guillot dalam kesaksian tertulisnya, Kamis (13/02/2025).
Guillot merujuk pada uji coba rudal Hwasong-19 pada Oktober lalu. Rudal berbahan bakar padat ini dapat disiapkan dan diluncurkan lebih cepat dibandingkan rudal berbahan bakar cair.
Menurutnya, retorika yang menyertai pengembangan ICBM baru ini menunjukkan bahwa Kim Jong Un ingin mengalihkan program senjata strategisnya dari tahap penelitian dan pengembangan menuju produksi massal dan penyebaran di lapangan. Jika hal ini terjadi, persediaan rudal balistik Korea Utara dapat meningkat pesat, sementara kepercayaan Guillot terhadap kemampuan pertahanan AS terhadap serangan rudal balistik bisa semakin menipis.
Namun, di kalangan militer AS, masih ada pertanyaan besar. Dalam sebuah diskusi di Brookings Institution pada November lalu, ketika ditanya apakah uji coba Hwasong-19 menandakan bahwa Korea Utara sudah mampu memasangkan hulu ledak nuklir pada ICBM yang dapat bertahan dari tekanan saat peluncuran, penerbangan, dan masuk kembali ke atmosfer, Kepala Komando Indo-Pasifik AS (US Indo-Pacific Command), Laksamana Samuel Paparo, menjawab, “Kami belum melihat kemampuan itu, tetapi kami melihat uji coba yang terus berlanjut ke arah tersebut.”
Pernyataan Guillot ini kemungkinan akan memperkuat argumen para pendukung sistem pertahanan rudal untuk mendukung rencana Presiden Donald Trump dalam menciptakan payung pertahanan "Iron Dome" guna melindungi AS dari serangan rudal.
Bulan lalu, Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mempercepat produksi dan pengiriman sistem baru guna melacak serta mencegat rudal yang masuk, termasuk menghancurkannya sebelum diluncurkan. Saat ini, Pentagon tengah menyusun rincian rencana tersebut untuk diajukan dalam anggaran pertahanan 2026.
Sebagai bagian dari pertahanan terhadap ancaman rudal Korut, AS telah mengembangkan dan mengerahkan lebih dari 40 sistem pencegat berbasis darat di Fort Greely, Alaska, serta di Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg, California.
(bbn)