Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pangan Nasional/National Food Agendy (NFA) atau Bapanas turut mengalami pemangkasan anggaran mencapai 48,76% atau setara Rp160,9 miliar. Pemangkasan sejalan dengan instruksi efisiensi anggaran Presiden Prabowo Subianto.

Dari pemangkasan tersebut, total pagu anggaran Bapanas kini hanya tersisa sebesar Rp169,05 miliar dari pagu awal yang sebelumnya ditetapkan sebanyak Rp329,9 miliar.

"Menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 serta surat Menteri Keuangan Nomor S-75, Bapanas mengalami efisiensi Rp160,9 Miliar atau sekitar 48,76%, sehingga menjadi Rp 169,05 Miliar," ujar Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya, Jumat (14/2/2025).

Secara terperinci, belanja yang dipangkas tersebut meliputi  alat tulis kantor (ATK) sejumlah Rp6,41 miliar atau terpangkas 81,27%; kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya Rp8,58 M atau 48%; kajian, analisis, diklat, dan bimtek Rp11,08 M atau 35%, dan honor output kegiatan jasa profesi Rp7,55 M atau 39,48%.

Kemudian, sewa gedung, kendaraan, dan peralatan Rp 0,5 M atau 8,31%; lisensi aplikasi Rp1,48 M atau 76,74%; jasa konsultan Rp0,6 M atau 100%; bantuan pemerintah Rp15,62 M atau 64,34%; perjalanan dinas Rp86 M atau 67,86%; hingga infrastruktur sebesar Rp19,8 M.

Meski demikian, Arief memastikan otoritas pangan negara tersebut tetap akan menjalankan sejumlah program yang berkaitan dengan  stabilisasi, kerawanan, kewaspadaan, penganekaragaman konsumsi, dan keamanan pangan.

Program tersebut meliputi Gerakan Pangan Murah (GPM) baik pelaksanaan oleh pusat maupun daerah melalui dana dekonsentrasi ke 38 provinsi, Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dengan target 1.000 ton.

Kemudian, bantuan pangan bencana 26.800 paket, penyaluran beras fortifikasi 1.944 paket, dan juga  penyusunan FSVA (Food Security and Vulnerability Atlas) di 38 provinsi. 

Peningkatan Cadangan Pangan

Di sisi lain, Arief menggaribawahi jika pemerintah mesti mengupayakan peningkatan cadangan pangan pemerintah (CPP), yang diharapkan dapat melancarkan program intervensi stabilisasi harga pangan.

Apalagi, saat ini mendekati memasuki periode ramadan, yang biasanya mendongkrak kebutuhan pangan dan membuat harga meningkat.

"Peningkatan CPP, dan ini harusnya masuk ke dalam anggaran. Yang berikutnya lagi adalah Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan," tutur Arief.

"CPP ini memang harus bisa kita pakai untuk intervensi pemerintah. Yang pertama untuk bantuan pangan kepada yang sangat memerlukan, seperti lansia dan lain-lain, usia tidak produktif. [...] ini penting buat kelangsungan pangan kita ke depan."

Sepanjang 2024, Bapanas juga telah menjalankan program bantuan pangan beras dan bantuan pangan penanganan stunting berupa paket telur dan daging ayam. Kemudian CPP untuk kebencanaan berupa suplai beras di tahun lalu telah tersalurkan sebanyak 446 ribu kilogram (kg).

(ain)

No more pages