“Kunjungan ini benar-benar tentang pasar India, tentang bertemu dengan semua anggota tim yang hebat yang sekarang kami miliki - tim kami bertambah dua kali lipat dalam satu tahun terakhir.”

Canva telah mencatat lebih dari US$2,5 miliar dalam penjualan tahunan dan memiliki lebih dari 220 juta pengguna aktif setiap bulannya, kata Adams. Canva memiliki lebih dari 24 juta pelanggan berbayar, menurut Adams.
Para eksekutif tidak mengungkapkan secara spesifik tentang keuntungan atau jumlah staf atau pengguna di India, tetapi mengatakan bahwa pelanggan lokal termasuk perusahaan teknologi besar, para startup, dan pebisnis UMKM.
Canva, sebuah startup dengan valuasi terakhir bernilai US$32 miliar, telah bekerja sama dengan pemerintah di beberapa negara termasuk Indonesia, Polandia, dan Filipina, untuk menyediakan sumber daya desain bagi pengguna lokal. Adams mengatakan bahwa perusahaan ini akan mencoba mereplikasi hal tersebut di India.
“Salah satu hal yang ingin saya lakukan adalah mengunjungi para pengguna pendidikan di India, memahami bagaimana mereka menggunakannya, dan memahami bagaimana kami dapat menghadirkannya kepada lebih banyak orang lagi,” ujar Adams. “Karena penggunaan edukasi di India amat masif.”
Canva, yang didirikan pada tahun 2013, pada awalnya ditolak oleh para investor, banyak di antaranya yang khawatir dengan jaraknya yang jauh dari Silicon Valley. Namun selama bertahun-tahun, tool desain grafis dan ribuan templates yang disediakan, telah menarik perhatian publik, mulai dari guru hingga pasangan yang membuat undangan pernikahan. Sekarang perusahaan ini memiliki 5.000 karyawan di seluruh dunia.
Akhir tahun lalu, Canva mempekerjakan Kelly Steckelberg, mantan CFO Zoom Video Communications Inc. sebagai eksekutif keuangan utama, yang menandakan langkah menuju IPO.
(bbn)