Sementara itu, pembiayaan untuk pengembangan infrastruktur juga perlu mendapat dukungan dari negara maju. Pendanaan infrastruktur yang terjangkau tentu akan sangat membantu negara berkembang dalam memacu pertumbuhan ekonomi.
Dalam perspektif kawasan, pada sesi ini Indonesia menyampaikan pula bahwa kesuksesan presidensi G20 tahun lalu akan dilanjutkan ke keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini. Terutama dalam rangka mempromosikan kerja sama regional di sektor kesehatan, ketahanan pangan, dan keuangan berkelanjutan serta transisi hijau.
Sri Mulyani juga menyampaikan gagasan bahwa Taksonomi ASEAN tentang Keuangan Berkelanjutan versi 2 yang diterbitkan pada Maret 2023 menjadi taksonomi pertama yang memasukkan transisi energi sebagai kegiatan yang memenuhi syarat untuk keuangan berkelanjutan. Gagasan ini mendapat apresiasi dan dukungan yang kuat dari negara G7, dan bisa dijadikan replika untuk pengembangan di kawasan dan negara lain.
(krz/ezr)