Bloomberg Technoz, Jakarta - Mendiktisaintek, Satryo Soemantri Brodjonegoro menyebut dampak dari efisiensi anggaran kemungkinan bisa menimbulkan efek perguruan tinggi menaikkan uang kuliah.
Hal ini terlihat pada biaya efisiensi bantuan operasional perguruan tinggi negeri (BOPTN) yang memiliki pagu awal Rp6,01 triliun dipangkas 50% atau sekitar Rp3 triliun.
Kemudian Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Negeri-Berbadan Hukum (BPPTNBH) dipangkas sebesar 50% atau Rp1,18 triliun dari pagu awal Rp2,37 triliun.
"Karena kalau BOPTN ini dipotong separuh, maka ada kemungkinan perguruan tinggi harus menaikkan uang kuliah. Berikutnya revitalisasi perguruan tinggi negeri, ini juga di pagu awal kami Rp856,2 miliar dipotong 5%. Kami minta kembali pada pagu semula," kata Satryo dalam rapat kerja DPR RI.
"Ada BOPTN, pagunya Rp6,018 triliun, itu dikenakan efisiensi dan anggaran 50%. Kami usulkan kembali supaya posisinya kembali kepada pagu awal, yaitu Rp6,018 triliun,".
Satryo meminta Komisi X DPR RI untuk memperjuangkan hal itu. Ia menyinggung efisiensi Rp6,7 triliun yang diinginkan Kemendiktisaintek belum termasuk tunjangan kinerja dosen dan PNS sebesar Rp2,5 Triliun.
"Jadi total yang akan dilakukan efisiensi oleh Kemendiktisaintek jumlah sebesar Rp6,785 Triliun dari Rp14,3 triliun yang diusulkan oleh DJA," ucap Satryo.
"Ini belum termasuk tunjangan kinerja dosen, PNS, sebesar Rp2,5 triliun yang sudah di dapat lampu hijau dari Kemenkeu untuk dibayarkan. Dengan posisi ini saya berharap Bapak Ibu bisa memperjuangkan supaya pemotongan tidak Rp14,3 [triliun] tetapi menjadi hanya Rp6,78 triliun," imbuhnya.
(dec/spt)