Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (13/2/2025), dibuka melemah. Pada pukul 9.05, indeks kehilangan 56,24 poin atau setara dengan melemah 0,85% ke level 6.589.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia, volume perdagangan tercatat 1,04 miliar saham dengan nilai transaksi Rp730 miliar. Adapun frekuensi yang terjadi sebanyak 91.435 kali.
Sebanyak 185 saham menguat, dan 161 saham melemah. Sementara, 205 saham tidak bergerak.
Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global. Semalam, Amerika Serikat merilis data inflasi Consumer Price Index (CPI) yang memperlihatkan hasil yang melebihi ekspektasi pasar, bahkan melampaui bulan sebelumnya.
Inflasi CPI pada Januari tercatat 0,5 month-on-month (mom), ada kenaikan dibandingkan dengan Desember 0,4% mom dan melampaui ekspektasi pasar di 0,3% mom.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi CPI juga melesat jadi 3% yoy, dari sebelumnya di 2,9% pada Desember.
Yang jadi perhatian pasar, inflasi inti CPI di mana pada bulan lalu, angkanya naik jadi 0,4% mom, dan 3,3% yoy, jauh melampaui ekspektasi pasar di 0,3% mom dan 3,1% yoy.

Angka itu juga lebih tinggi dibanding Desember yang sebesar 0,2% mom dan juga 3,2% yoy.
Data itu terbilang sentimen pemberat bagi pasar karena melemahkan peluang The Fed memangkas lebih dari satu kali lagi di sisa tahun ini.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, para pembuat kebijakan juga sedang menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai kebijakan Donald Trump, terutama tarif, yang telah menyebabkan ekspektasi inflasi konsumen meningkat.
“Jadi kami ingin mempertahankan kebijakan yang ketat untuk saat ini,” papar Gubernur Federal Reserve Jerome Powell, yang menunjukkan suku bunga akan tetap tinggi di masa mendatang.
Powell mengakui bahwa angka CPI berada di atas hampir setiap perkiraan, tetapi ia memperingatkan agar tidak bereaksi berlebihan.
Analis Phintraco Sekuritas menyebut, kenaikan inflasi ke 3,0% yoy di Januari 2025 dari sebelumnya 2,9% yoy di Desember 2024. Dinilai memvalidasi pandangan hawkish The Fed terkait kebijakan suku bunga acuan di 2025.
“Waspadai potensi penurunan lebih dalam jika IHSG turun di bawah support 6.531,” mengutip paparan BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya pada Kamis (13/2/2025).
(fad)