Logo Bloomberg Technoz

Inflasi AS Menguat, Waspada Rupiah Bisa Terkena Getah

Tim Riset Bloomberg Technoz
13 February 2025 07:45

Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Selasa (16/1/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah diperkirakan akan menghadapi perdagangan yang lebih volatile dan cenderung melemah pada hari ini, di tengah kenaikan imbal hasil investasi di negara maju.

Indeks dolar AS stagnan di kisaran 107,93, ditutup melemah dua hari beruntun bahkan setelah data inflasi CPI menunjukkan peluang pemangkasan bunga acuan Federal Reserve, kemungkinan hanya tersisa satu kali saja.

Kabar itu sebenarnya tidak menguntungkan aset-aset emerging market. Terlihat dari pergerakan rupiah di pasar offshore pagi ini yang bergerak di kisaran Rp16.405/US$ setelah kemarin ditutup melemah 0,21%. 

Level pergerakan rupiah offshore pagi ini cukup berjarak dengan posisi penutupan rupiah spot kemarin di Rp16.367/US$, mengindikasikan potensi pelemahan hari ini cukup terbuka.

Ketika data inflasi AS dirilis, tingkat imbal hasil US Treasury, surat utang AS, yang terus melesat di mana tenor 10Y pagi ini pada sesi Asia berada di 4,621% dan 2Y di 4,349%, kian mempersempit imbal hasil dengan surat utang pasar negara berkembang termasuk Indonesia.