Logo Bloomberg Technoz

Bahlil Soal Nasib Transisi Energi RI: AS Saja Cabut, Kita Ngikut

Redaksi
12 February 2025 11:40

Generator penghasil listrik dari tenaga angin. (Dok: Bloomberg)
Generator penghasil listrik dari tenaga angin. (Dok: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pendirian Indonesia terhadap upaya transisi energi makin buram setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengisyaratkan bakal mengikuti langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk fokus pada energi fosil.

Bahlil tidak menampik kembalinya Trump ke Gedung Putih mengubah peta dunia terhadap desain energi. Wacana-wacana global terkait dengan transisi dan energi hijau bubar di tengah jalan setelah Trump menarik AS dari Paris Agreement, segera setelah dilantik.

Sejalan dengan hal itu, batu bara sebagai sumber utama bauran energi primer Indonesia mulai kembali mendapatkan perpanjangan napas, setelah sempat dikejar-kejar tuntutan pemadaman pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dari pihak-pihak pro-transisi energi.

“Kita pikir batu bara sudah mau selesai, eh bernyawa lagi barang ini. Jadi bapak ibu semua, memang batu bara ini jujur saya katakan harganya jauh lebih murah,” kata Bahlil di sela Mandiri Investment Forum, dikutip Rabu (12/2/2025).

“Tadinya dalam RUPTL 2025—20234, saya tidak lagi menyusun [pembangkit] batu bara, tidak lebih dari 7%; itu pun yang sudah berkontrak. Akan tetapi, dengan keluarnya AS dari komitmen Paris Agreement, ya Amerika saja keluar kok, [padahal] dia yang membuat; apalagi Indonesia cuma ikut-ikutan. So?” 

Bahlil di Mandiri Investment Forum 2025 (YouTube Bank Mandiri)