Logo Bloomberg Technoz

Blok Rokan berhasil menyalip capaian produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu yang dioperatori oleh ExxonMobil Cepu Ltd pada 2023. Menurut SKK Migas, rerata produksi minyak Blok Rokan mencapai 167.000 bph, sedangkan Blok Cepu 140.000 bph.

“Kemarin saya baru pulang dari Rokan, tetapi minyaknya yang di bawah itu bagaimana caranya untuk menaikkan? Nah kita melakukan intervensi dengan teknologi. Salah satu teknologi yang kita dorong adalah EOR [enhanced oil recovery],” kata Bahlil.

Selain dengan menggunakan teknologi EOR, Bahlil menyebut produksi minyak di Blok Rokan tidak akan lagi sekadar menggunakan teknik pengeboran vertikal, tetapi horizontal.  

Belajar dari Amerika Serikat (AS), dengan penggunaan teknik pengeboran horizontal, negara tersebut dapat mengatrol produksi minyaknya dari rata-rata 3,5 juta bph menjadi 13 juta bph. 

Eksekusi Sumur

Selain mengandalkan Blok Rokan, target lifting minyak 1 juta bph akan dicapai dengan segera mengeksekusi 301 sumur yang sudah selesai eksplorasi, tetapi produksinya belum berjalan.

“Ini kita akan dorong cepat. Makanya, saya sudah perintahkan kepada Kepala SKK Migas, kepada pemegang konsesi siapapun—baik itu BUMN maupun swasta  — kalau sudah dikasih, selesai eksplorasi, tetapi tidak mau ditingkatkan ke produksi; [izinnya] agar ditinjau,” tegas Bahlil.

Realisasi lifting minyak bumi 2024./dok. Kementerian ESDM

Pada kenyataannya, sampai dengan akhir 2024, realisasi lifting minyak hanya 579.700 bph, meleset dari target APBN sebanyak 635.000 bph. Capaian itu bahkan lebih rendah dari produksi minyak 2023 yang sejumlah 605.500 bph.

Target lifting 1 juta barel bukan hal baru. Pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo, target tersebut dicanangkan dapat tercapai pada 2030. Namun, medio tahun lalu Kementerian ESDM ‘menganulir’ target tersebut.

Menurut proyeksi Kementerian ESDM saat itu, lifting minyak pada 2030 kemungkinan besar hanya akan bertengger pada level 869.000 bph. Dengan kata lain, proyeksi tersebut resmi meleset dari target lifting 1 juta bph yang sebelumnya ditetapkan pada 2030.

“Saya pegang data dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas [SKK Migas] bahwa betul kalau target 2030 1 juta bph. Ini sekarang tidak keluar angkanya mundur pasca-2030,” ujar Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Dadan Kusdiana dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (29/5/2024).

Dalam paparannya, Dadan menjelaskan bahwa tren lifting minyak diproyeksikan mengalami tren peningkatan pasca-2025.

Perinciannya adalah 2026 sebanyak 593.000—621.000 bph, 2027 sejumlah 597.000—652.000 bph, 2028 sekitar 625.000–720.000 bph, dan 2029 sebesar 642.000–792.000 bph. 

(wdh)

No more pages