Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Lelang sukuk negara atau Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang digelar hari ini di tengah sentimen pasar global yang menekan nilai tukar, berlangsung cukup ramai.

Animo pelaku pasar dalam lelang hari ini tercatat meningkat dibanding lelang sukuk sebelumnya. Incoming bids yang masuk dalam lelang SBSN hari ini mencapai Rp30,25 triliun. Angka itu lebih tinggi dibanding lelang sukuk sebelumnya dengan incoming bids sebesar Rp20,52 triliun.

Tren penurunan yield di pasar sekunder berdampak pada lebih rendahnya permintaan imbal hasil oleh para peserta lelang hari ini. Itu menjadi kabar baik bagi Pemerintah RI selaku penjual surat utang karena berarti biaya dana lebih murah.

Untuk seri yang paling banyak digemari dalam lelang hari ini, misalnya, yaitu PBS003 (htm. 2027), mencatat yield terendah dan tertinggi masuk di 6,55% dan 6,75%. Itu lebih rendah dibanding lelang sebelumnya masing-masing sebesar 6,80% dan 7,15%. Incoming bids untuk seri ini jadi yang terbesar mencapai Rp9,92 triliun.

Selain itu, seri PBS030 juga banyak diburu para investor dengan nilai minat mencapai Rp8,11 triliun. Seri yang jatuh tempo pada tahun 2028 itu ditawar dengan yield terendah 6,60% dan tertinggi 6,81%.

Selanjutnya yang juga banyak diburu adalah seri PBS038 dengan incoming bids Rp5,22 triliun. Yield terendah dan tertinggi yang diminta untuk seri ini adalah 7,05% dan 7,20%.

Yang juga menarik, seri SPN yang jatuh tempo 10 November nanti, juga menarik banyak peminat, hingga Rp4,87 triliun.

Besar minat investor dalam lelang sukuk hari ini dengan permintaan imbal hasil lebih rendah, sesuai tren di pasar sekunder akhirnya mendorong Pemerintah RI bisa menjual surat utang dengan yield lebih rendah.

Untuk seri favorit PBS003 misalnya, yield rata-rata dimenangkan di level 6,57%. Itu lebih rendah dibanding lelang sebelumnya yang sebesar 6,84%. Seri ini dijual sebanyak Rp2,55 triliun dengan bid to cover ratio sebesar 3,89.

Sementara seri PBS030 jadi yang terbanyak dijual dalam lelang, sebesar Rp3,5 triliun dengan yield rata-rata 6,63%, lebih kecil dibanding sebelumnya 6,88%. 

Tenor penjang PBS038 yang jatuh tempo juga dijual cukup banyak, sebesar Rp3,45 triliun dengan yield rata-rata 7,09%, lebih rendah dibanding sebelumnya 7,20%.

Total penjualan surat utang negara dalam lelang hari ini sesuai dengan target indikatif yaitu Rp10 triliun.

Rupiah dan IHSG merah

Lelang sukuk negara hari ini berlangsung di tengah tekanan yang masih berlanjut di pasar saham. IHSG akhirnya ditutup anjlok 1,75% pada perdagangan Rabu.

Arus keluar modal dari pasar saham, termasuk modal asing, sepertinya membuat tekanan pada rupiah semakin berat. Rupiah yang sudah tertekan oleh sentimen eksternal seputar perang tarif, makin lesu dan akhirnya ditutup melemah 0,18% di level Rp16.375/US$, di pasar spot. Sementara kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, rupiah ditutup sore ini di Rp16.380/US$, melemah 0,18%. 

Sementara reli harga surat utang di pasar sekunder masih berlanjut hari ini di mana yield mayoritas terpangkas, mengindikasikan kenaikan harga obligasi.

Imbal hasil SUN 1Y terpangkas 8,3 basis poin sampai sore ini di kisaran 6,70%. Lalu yield 2Y juga turun 6,9 basis poin jadi 6,62%. Tenor 5Y juga turun sedikit ke 6,62%. Adapun tenor 10Y turun 1,9 basis poin menjadi 6,82%.

(rui)

No more pages