Mark Bergen dan Tom Mackenzie—Bloomberg News
Bloomberg, OpenAI melaporkan kepada pejabat pemerintah terkait penyelidikan yang sedang dilakukan mengenai apakah DeepSeek menggunakan data yang diperoleh dengan cara yang tidak sah dari mereka.
“Kami telah melihat beberapa bukti dan kami terus mereview,” kata Chris Lehane, chief global affairs officer OpenAI, kepada Bloomberg Television. Ia mengatakan bahwa perusahaan telah “berbicara dengan pejabat pemerintah” tentang masalah ini, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
DeepSeek membuat gempar industri teknologi bulan lalu dengan peluncuran model baru terbaru, yang tidak hanya kompetitif tapi juga berbiaya yang lebih murah daripada yang dikeluarkan oleh perusahaan lain.
Namun, beberapa pihak di AS mempertanyakan apakah perusahaan China tersebut mengandalkan teknologi Barat untuk menghindari biaya yang sangat besar.
Peneliti bidang keamanan di Microsoft Corp. pertama kali memberi tahu mitranya, OpenAI, bahwa kelompok-kelompok yang terkait dengan DeepSeek melakukan eksfiltrasi data dalam jumlah besar menggunakan interface pemrograman aplikasi OpenAI.
OpenAI mengatakan pada bulan Januari bahwa mereka juga “menyadari dan meninjau indikasi” bahwa DeepSeek telah melatih modelnya pada output dari sistem milik OpenAI, sebuah proses yang dikenal sebagai distilasi.
Namun beberapa pihak mengkritik OpenAI karena kemunafikannya. Seperti kebanyakan pengembang AI, OpenAI telah menghadapi pengawasan karena mengambil konten internet dalam jumlah besar tanpa persetujuan untuk membangun perangkat kecerdasan buatannya.
Lehane menyamakan metode OpenAI dengan meminjam buku dari perpustakaan. Sebaliknya, katanya, pendekatan yang tidak sah akan lebih seperti mengambil buku perpustakaan, mengganti sampul dan pengarangnya, lalu menjualnya.
“Itu adalah replikasi, dan itulah yang kami khawatirkan,” katanya pada hari Senin di KTT Aksi Kecerdasan Buatan di Paris. “Seperti halnya ada kalori yang baik dan kalori yang buruk, ada penyulingan yang baik dan penyulingan yang bermasalah.”
(bbn)