Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Lukisan tertua di dunia selama ini ada di Indonesia, bahkan telah berumur setidaknya 51.200 tahun yang lalu. 

Penemuan ini diketahui pada Juli 2024 lalu oleh Tim Penelitian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Griffith University, dan Southern Cross University (SCU). Hal ini sekaligus sebagai implikasi pemahaman mengenai asal usul seni yang paling awal. 

Tim penelitian yang diketuai oleh Adhi Agus Oktaviana, ahli seni cadas Indonesia dari BRIN yang juga menjalani program doktoral (PhD) di Griffith Centre for Social and Cultural Research (GCSCR), menemukan sebuah lukisan cadas yang menggambarkan tiga figur menyerupai manusia sedang berinteraksi dengan seekor babi hutan di di gua kapur di Leang Karampuang, Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan.

Adapun dalam menentukan umur lukisan tersebut, Adhi mengaku bersama dengan tim peneliti lainnya mengaplikasikan metode analisis mutakhir melalui ablasi laser U-series (LA-U-series) untuk mendapatkan pertanggalan akurat pada lapisan tipis kalsium karbonat yang terbentuk di atas seni hias tersebut.

"Hasil analisis menunjukkan bahwa seni hias di bawah lapisan tersebut memiliki pertanggalan paling awal sekitar 51.200 tahun yang lalu. Sehingga, hal tersebut membuatnya sebagai gambar hias gua tertua di dunia, sekaligus narasi seni paling awal yang pernah ditemukan dan diteliti hingga saat ini," kata Adhi dalam keterangan resminya, dikutip Selasa (11/2/2025).

Menariknya, jelas Adhi, pada lukisan cadas tersebut terdapat cap tangan yang digambarkan lebih dulu sebelum menggambar babi. "Jadi umurnya mungkin lebih tua lagi dari 51.000 tahun. Jadi ada overlay di bawah gambar babi," tambah dia.

Penelitian BRIN terkait lukisan tertua di Indonesia. (Dok: BRIN)

Pada saat yang sama, penggunaan metode analisisi LA-U-series sendiri dikembangkan oleh Profesor Maxime Aubert, ahli arkeologi di GCSCR bersama dengan koleganya dari SCU di Lismore, Profesor Renaud Joannes-Boyau, ahli arkeogeokimia dari Geoarchaeology and Archaeometry Research Group (GARG).

"Kami sebelumnya telah menggunakan metode berbasis uranium untuk mencari umur seni cadas di wilayah Sulawesi dan Kalimantan, namun teknik LA-U-series ini menghasilkan data yang lebih akurat karena mampu mendeteksi umur lapisan kalsium karbonat dengan sangat rinci hingga mendekati masa pembuatan seni hias tersebut. Penemuan ini akan merevolusi metode analisis pertanggalan seni cadas," kata Aubert.

Tim penelitian juga diketahui melakukan pertanggalan ulang pada kandungan kalsium karbonat yang melapisi lukisan gua di situs Leang Bulu’ Sipong 4 di Maros Pangkep, di mana lukisan gua ini menampilkan adegan sosok yang diinterpretasikan sebagai therianthropes (setengah manusia, setengah hewan) yang sedang berburu babi rusa dan anoa.

Lokasi lukisan tertua di dunia selama ini ada di Indonesia. (Dok: Nature)

Lukisan gua ini sebelumnya pernah diteliti dengan hasil pertanggalan setidaknya 44.000 tahun yang lalu. Melalui metode terbaru, hasil yang didapatkan juga cukup mengesankan karena seni hias tersebut berumur 4.000 tahun lebih tua, yaitu sekitar 48.000 tahun.

Profesor Adam Brumm dari Griffith’s Australian Research Centre for Human Evolution (ARCHE) yang turut serta dalam penelitian ini menyatakan bahwa seni hias gua dari Leang Karampuang dan Leang Bulu’ Sipong 4 memberikan pemahaman baru terhadap signifikansi budaya bercerita dalam kaitannya dengan sejarah seni.

“Perlu diingat bahwa lukisan cadas tertua yang kami temukan di Sulawesi ini terdiri atas beberapa adegan yang bisa dikenali dengan mudah, yaitu penggambaran interaksi manusia dan hewan yang bisa ditafsirkan bahwa seniman pembuatnya berusaha untuk berkomunikasi secara naratif," kata Brumm.

Menanggapi penemuan penting ini, Kepala Pusat Riset (PR) Arkeometri BRIN, Sofwan Noerwidi mengatakan, publikasi ini adalah contoh bahwa kita harus senantiasa mengembangkan teknik dan metode penelitian agar dapat menghasilkan interpretasi hasil penelitian yang semakin tajam.

Lokasi lukisan tertua di dunia selama ini ada di Indonesia. (Dok: Nature)

 "Aplikasi laser ablation yang dikombinasikan dengan pertanggalan U-series menampilkan kronologi lukisan naratif prasejarah muncul lebih awal dari dugaan sebelumnya, yaitu lebih tua dari 50.000 tahun lalu," ungkap dia.

Sekadar catatan, kajian mengenai penemuan tersebut telah dirilis di Jurnal Nature dengan judul "Seni Gua Narasi di Indonesia 51.200 Tahun Lalu."

(wep)

No more pages