Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) memproyeksi Indonesia bisa mendapatkan surplus anggaran Rp259,76 triliun bila program Makan Bergizi Gratis (MBG) diberikan dengan tepat sasaran.
Dalam laporannya, Celios memaparkan pemerintah berupaya melakukan efisiensi Rp306,7 triliun melalui Instruksi Presiden Nomor 1/2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2025.
Sementara itu, skema MBG yang lebih terarah diproyeksikan hanya membutuhkan anggaran Rp117,93 triliun. Artinya, Indonesia membutuhkan tambahan anggaran Rp46,93 triliun dari yang ada saat ini Rp71 triliun.
Dengan asumsi tambahan Rp46,93 triliun diambil melalui efisiensi anggaran, maka Indonesia bisa menghemat Rp259,76 triliun.
“Dengan skema yang lebih terarah [targeted approach], kebutuhan anggaran per tahun untuk membiayai MBG hanya sebesar Rp117,93 triliun. Skema ini jauh lebih efisien, tepat sasaran, berdampak, dibandingkan skema pemerintah yang menghabiskan anggaran hingga Rp400 triliun, tetapi sebagian anggaran dinikmati anak-anak dari keluarga kaya,” tulis Celios dalam laporan “Pak Presiden, Kami Punya Ide Lain, dikutip Selasa (11/2/2025).
Di sisi lain, Celios memproyeksikan jika anggaran penghematan sebesar Rp306,7 triliun seluruhnya dialokasikan untuk mendanai program MBG, hal ini berisiko mengarah pada pemborosan fiskal yang besar.
“Meskipun MBG dirancang dengan niat baik untuk mencakup seluruh anak, alokasi anggaran yang sangat besar untuk satu program saja dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam distribusi sumber daya negara,” ujarnya.
Dengan menggunakan seluruh dana penghematan untuk MBG, negara diproyeksikan akan kehilangan kesempatan untuk mengalokasikan dana tersebut ke sektor-sektor lain yang lebih mendesak atau lebih berpotensi dalam mengurangi kemiskinan dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat.
“Apabila MBG diberikan kepada semua anak, maka terdapat anggaran MBG sebesar Rp50,72 triliun yang malah dinikmati oleh anak-anak dari keluarga kaya,” ujarnya.
Celios merekomendasikan skema MBG dengan targeted approach, di mana MBG menyasar kelompok yang benar-benar membutuhkan seperti anak yang mengalami malnutrisi, ibu hamil, berasal dari keluarga yang memiliki penghasilan di bawah Rp2 juta per bulan, dan berada di wilayah yang rentan mengalami malnutrisi.
Menurut estimasi Celios, beberapa program yang dapat dibiayai dengan dana hasil efisiensi tersebut antara lain:
1. Peningkatan Program Keluarga Harapan (PKH) dengan tambahan Rp30,37 triliun untuk 10,16 juta KPM;
2. Program Indonesia Pintar (PIP) dengan tambahan Rp13,71 triliun untuk 18,89 juta siswa, serta beasiswa kuliah (KIP, Afirmasi, dan Unggulan) dengan tambahan Rp14,49 triliun untuk 1,04 juta mahasiswa;
3. Bantuan Subsidi Upah (BSU) dapat ditingkatkan dengan tambahan Rp4,98 triliun untuk 1,38 juta pekerja;
4. Subsidi tiket KRL sebesar Rp1,80 triliun dapat membuat tiket KRL Jakarta-Bogor gratis;
5. BPJS Kesehatan (PBI JKN) dapat menerima tambahan Rp47,21 triliun untuk 98,35 juta peserta
6. Subsidi pupuk sebesar Rp54,86 triliun untuk 9,98 juta petani;
7. Melunasi tunggakan tunjangan kinerja dosen ASN sejak 2020-2024 sebesar Rp5,7 triliun.
(lav)