Secara teknikal, rupiah sudah menembus level support terdekat di Rp16.360/US$ dan kini bergerak menuju Rp16.400/US$.
Apabila kembali break kedua support tersebut, rupiah berpotensi melemah makin dalam, menuju level Rp16.450/US$ sebagai support terkuat.
Jika nilai rupiah terjadi penguatan hari ini, resistance menarik dicermati ada pada level di kisaran Rp16.320/US$ dan selanjutnya Rp16.300/US$ hingga Rp16.280/US$.

IHSG merah lagi
Bursa saham domestik dibuka merah lagi pagi ini. IHSG turun 0,28% begitu alarm perdagangan dimulai dan saat ini bergerak di kisaran 6.645,16.
Adapun di pasar surat utang, kebanyakan yield bergerak turun untuk tenor pendek di mana SUN 2Y terpangkas imbal hasilnya 4,2 basis poin.
Adapun tenor menengah 5Y masih naik ke 6,629%. Sementara tenor 10Y turun sedikit ke 6,843%.
Tarif Trump
Pelemahan rupiah pada awal perdagangan Selasa sudah diperkirakan seiring dengan laju penguatan dolar AS yang belum terjeda. Selain itu, tekanan jual yang masih berlanjut di pasar saham domestik juga membuat rupiah ikut muram.
Sentimen di pasar global saat ini cenderung muram dan waspada. Pamor aset emerging market terkikis dengan dimulainya perang dagang yang makin tak terelakkan.
Presiden AS Donald Trump memberlakukan penerapan tarif impor AS untuk komoditas baja dan alumunium sebesar 25%. Mengutip Bloomberg, kebijakan itu disebut akan resmi berlaku mulai 4 Maret nanti.
"Pada dasarnya kami akan mengenakan tarif 25% tanpa kecuali pada semua alumunium dan baja dan itu berarti banyak bisnis akan dibuka di AS," kata Trump ketika menandatangani perintah kebijakan tersebut di Oval Office, pada Senin.
Pasar juga menunggu pernyataan Jerome Powell, Gubernur Federal Reserve, yang dijadwalkan akan memberikan kesaksian di Senat AS hari ini.
(rui)