Jennifer A Dlouhy, Jenny Leonard, dan Josh Wingrove - Bloomberg News
Bloomberg, Presiden AS Donald Trump akan mulai memberlakukan tarif 25% untuk impor baja dan aluminium pada 4 Maret 2025. Trump berupaya untuk makin melindungi industri AS yang penting secara politik dengan pungutan yang menghantam beberapa sekutu terdekat negaranya.
Tarif ini akan berlaku secara luas untuk semua impor baja dan aluminium AS, termasuk dari Kanada dan Meksiko, dua pemasok utama logam tersebut ke AS. Pungutan, yang juga mencakup produk logam jadi, dimaksudkan untuk menindak upaya negara-negara seperti Rusia dan China yang berusaha menghindari bea masuk yang ada.
Trump menyebut upaya ini akan membantu meningkatkan produksi dalam negeri dan mendatangkan lebih banyak lapangan kerja ke AS, dan memperingatkan bahwa tarif logam "mungkin akan lebih tinggi."
"Pada dasarnya, kami mengenakan tarif 25%, tanpa pengecualian, untuk semua aluminium dan baja, dan ini berarti banyak bisnis akan dibuka di Amerika Serikat," kata Trump pada Senin (10/2/2025) saat ia menandatangani kebijakan tersebut di Ruang Oval.
Meski tindakan yang diumumkan pada Senin tidak termasuk pengecualian bagi mitra dagang — dan para pejabat AS mengatakan mereka berhati-hati dalam memberikan kelonggaran apa pun — Trump memberi sinyal bahwa dia mungkin mempertimbangkan keringanan tarif untuk Australia didasarkan karena negara tersebut mengimpor pesawat buatan AS.
Pergerakan setelah jam kerja tidak terlalu terasa pada saham produsen baja dan aluminium utama Amerika. Alcoa Corp., produsen aluminium terbesar Amerika, naik sekitar 1%, sementara Nucor Corp., pembuat baja terbesar AS, naik 0,5%.
Langkah Trump ini menyusul tarif baru sebesar 10% untuk barang-barang dari China; pungutan 25% untuk Kanada dan Meksiko yang saat ini dihentikan sementara; dan rencananya mengenakan bea masuk pada negara-negara lain.
Trump juga menegaskan kembali ancamannya memungut tarif balasan terhadap negara-negara yang memasang tarif terhadap impor AS. Dia mengatakan bahwa tarif itu mungkin diumumkan dalam dua hari ke depan. Ia juga mengatakan bahwa pemerintah akan mempertimbangkan tarif pada mobil dan semikonduktor, serta sektor-sektor potensial lainnya.
Eskalasi Tarif
Tarif logam yang disetujui Trump pada Senin merupakan tindakan dengan jangkauan paling luas yang pernah dilakukan oleh Trump untuk menghadapi defisit perdagangan AS dan memanfaatkan perdagangan global sebagai sumber pendapatan.
Trump mengesahkan tarif baru berdasarkan Pasal 232 dari Undang-Undang Perluasan Perdagangan, yang memberi presiden kewenangan luas untuk memberlakukan pembatasan perdagangan atas dasar keamanan dalam negeri.
Kewenangan ini sama dengan yang digunakan Trump untuk memungut tarif baja dan aluminium pada tahun 2018, selama masa jabatan pertamanya. Trump secara efektif menghidupkan kembali dan memperluas tarif tersebut.
AS mengalami peningkatan lapangan kerja manufaktur yang dipicu oleh pemotongan pajak Trump pada awal pemerintahan pertamanya. Namun, keadaan mulai berubah setelah ia memberlakukan tarif baja dan aluminium pada Maret 2018, dan juga melancarkan perang dagang melawan China.
Pada 2019, tahun pertama setelah tarif awal baja dan aluminium Trump mulai berlaku, AS benar-benar kehilangan pekerja manufaktur dan sektor pabrik mengalami kemerosotan, di mana produksi industri melemah.
Pejabat senior pemerintah mengatakan aksi baru Trump diperlukan karena eksportir baja dan aluminium menyalahgunakan pengecualian berdasarkan kebijakan sebelumnya, sehingga merugikan produsen AS.
Pejabat tersebut merinci langkah tersebut melalui panggilan telepon dengan wartawan pada Senin dengan syarat tidak disebutkan namanya.
Keputusan Trump memasukkan produk jadi hilir merupakan langkah signifikan yang akan berdampak luas pada harga bagi sebagian besar konsumen AS.
Jika tarif Trump tahun 2018 sebagian besar fokus pada pembuatan baja mentah dan produksi aluminium primer, tarif baru ini akan mencakup hal-hal seperti ekstrusi dan lempengan yang diubah menjadi produk bernilai tambah yang dibutuhkan dalam segala hal, mulai dari mobil hingga rangka jendela dan gedung pencakar langit.
Langkah ini akan memenuhi yang diinginkan para proteksionis perdagangan yang paling ekstrem selama bertahun-tahun.
Pejabat tersebut mengungkapkan, Trump juga akan memerintahkan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS untuk meningkatkan pengawasan guna mencegah negara-negara asing salah mengklasifikasikan produk baja untuk menghindari tarif.
Upaya ini mengulang strategi yang diadopsi Trump pada masa jabatan pertamanya, saat ia mengenakan tarif 25% untuk baja dan 10% untuk aluminium, yang mendorong penurunan impor logam AS.
Pungutan tersebut memicu pembalasan dari mitra dagang AS, termasuk Uni Eropa, yang memberlakukan tarif pada barang-barang ikonik Amerika, mulai dari sepeda motor Harley-Davidson Inc hingga celana jins Levi Strauss & Co.
Trump akhirnya memberikan status bebas bea pada beberapa eksportir utama, termasuk Kanada, Meksiko, dan Brasil. Mantan Presiden Joe Biden memperluas pengecualian tersebut.
Masih belum jelas bagaimana negara-negara lain akan merespons keputusan terbaru Trump mengenai logam, meski pungutan balasan baru dari China atas tarif 10% untuk barang-barang mulai berlaku pada Senin (10/2/2025).
Menurut pihak-pihak luar negeri yang menolak, tarif yang meluas ini melanggar aturan perdagangan global dan merupakan penghinaan pada sekutu-sekutu AS di luar negeri. Para ekonom memperingatkan tarif Trump berisiko menaikkan harga-harga di AS pada segala hal, mulai dari bahan makanan hingga bensin — berpotensi memicu tekanan inflasi yang ingin diredam presiden.
Namun, para pejabat pemerintah membantah bahwa pungutan tersebut adalah bagian dari strategi ekonomi yang lebih luas — termasuk perpanjangan pemotongan pajak dan perluasan produksi energi dalam negeri — yang akan membantu menurunkan biaya secara keseluruhan.
AS sangat bergantung pada impor aluminium untuk memenuhi permintaan domestik, di mana banyak pasokan berasal dari Kanada, Uni Emirat Arab, dan China. Impor bersih aluminium mencapai lebih dari 80% pada tahun 2023, menurut Morgan Stanley.
Meski baja asing menyumbang porsi yang lebih kecil dari keseluruhan konsumsi, sektor kedirgantaraan, manufaktur otomotif, dan energi bergantung pada baja impor dengan kualitas khusus.

Langkah ini juga dilakukan sebelum Perdana Menteri India Narendra Modi berkunjung pekan ini. India adalah pemasok baja ke AS, dan Asosiasi Baja India, kelompok lobi, telah mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan diplomatik guna dikecualikan dari pembatasan perdagangan AS.
Trump menjadikan kebangkitan pembuatan baja AS sebagai tujuan utama agendanya; hal ini juga merupakan janji politik yang kuat di negara-negara bagian Rust Belt, seperti Ohio dan Pennsylvania yang mengalami erosi lapangan kerja industri manufaktur.
Meski serikat pekerja United Steelworkers, yang berpengaruh di negara-negara bagian tersebut, mendukung saingannya padal Pilpres tahun lalu — mantan Wakil Presiden Kamala Harris — masih banyak yang mendukung Trump.
Pada Jumat, Trump menyatakan akan terus memblokir tawaran Nippon Steel Corp dari Jepang untuk mengambil alih United States Steel Corp — kesepakatan yang juga ditentang oleh serikat pekerja baja.
Sebaliknya, setelah bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, Trump mengatakan Nippon Steel mungkin akan melakukan investasi besar pada pabrik baja AS tersebut, sehingga tetap menjadi perusahaan Amerika dengan dukungan asing yang signifikan.
(bbn)