Bloomberg News mengabarkan, pemerintah China berencana menerbitkan obligasi hijau (green bond) di pasar global sebelum akhir tahun ini. “Ini menjadi hal yang positif di mana China ingin masuk ke pasar pembiayaan hijau,” ujar Ramnath Iyer, Kepala Riset untuk Pembiayaan Berkelanjutan Asia di Institute for Energy Economics and Financial Analysis.
Sepanjang 2024, berbagai pemerintahan dan korporasi sudah menerbitkan green bond sekitar US$ 708 miliar. Naik 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Eropa masih menjadi lokasi penerbitan tertinggi, tetapi Asia menjadi sumber pertumbuhan baru.

Analisis Teknikal
Lalu bagaimana dengan ‘ramalan’ harga batu bara untuk hari ini? Apakah bisa bangkit atau justru makin terhimpit?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), batu bara terbenam di zona bearish. Tercermin dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 18,02.
RSI di bawah 50 mengindikasikan suatu aset sedang berada di posisi bearish. Kalau di bawah 30, bahkan sudah tergolong jenuh jual (oversold).
Sinyal oversold makin kuat dengan indikator Stochastic RSI yang sudah menyentuh 0. Paling kecil, sangat jenuh jual.
Dengan begitu, sejatinya harga batu bara berpeluang rebound. Maklum, koreksinya sudah begitu dalam,
Target resisten terdekat adalah US$ 111/ton yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 113/ton bisa menjadi target selanjutnya.
Adapun target support ada di US$ 103/ton. Penembusan di titik ini berisiko menyeret harga batu bara ke arah US$ 96/ton.
(aji)