Nah, dengan kini harga emas masih terus merangkak naik dan dirasa 'mahal', apakah sudah terlambat bila masuk membeli emas sekarang sebagai bagian dari investasi?

Hari ini, ketika harga emas dunia pecah rekor baru di US$ 2.885,87 per troy ounce, harga emas Antam memang masih dibanderol di bawah harga rekor, tepatnya di Rp1.667.000 per gram dan buyback price di Rp1.518.000 per gram.
Meski begitu, reli harga emas diperkirakan masih akan terus berlanjut seiring makin tinggi ketidakpastian di pasar global terutama seputar kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS).
Mengacu konsensus Bloomberg, pada kuartal II-2025, harga emas spot dunia diperkirakan akan menyentuh level median US$ 2.905 per troy ounce. Pada kuartal III, level harga emas di pasar spot global diprediksi akan makin tinggi di US$ 2.941 per troy ounce.
Adapun pada kuartal terakhir tahun ini, harga emas dunia diperkirakan menyentuh level US$ 2.980 per troy ounce.
Hasil konsensus para pelaku pasar yang dikompilasi oleh Bloomberg juga memperkirakan, harga emas pada 2026 bisa menjebol level US$ 3.094 per troy ounce dan pada 2027 dan 2028 masing-masing akan berada di US$ 3.195 per troy ounce dan US$ 3.299 per troy ounce.
Kenaikan Terdekat
Salah satu bank investasi global, Citigroup Inc., dalam analisis terbaru yang dilansir pekan lalu, menyebutkan, dalam tiga bulan ke depan, harga emas dunia potensial menembus level rekor tertinggi di US$ 3.000 per troy ounce.
Potensi lonjakan harga emas dalam tiga bulan ke depan, tak lain karena tensi ketegangan geopolitik yang makin tinggi seputar tarif impor dan perdagangan dunia.
Strategist Citigroup Kenny Hu menaikkan proyeksi kenaikan harga emas dalam jangka pendek, sementara tetap mempertahankan prediksi harga 12 bulan ke depan untuk emas di kisaran US$ 3.000 per troy ounce.
Analis menyebut, momentum bullish bagi emas bisa berlanjut terutama karena permintaan investasi emas yang terus meningkat, baik dari ritel korporasi maupun bank sentral. Utamanya bank sentral di emerging market dipimpin oleh Tiongkok.
Permintaan emas dari private investment juga diperkirakan terus meningkat, terutama untuk jenis emas batangan, emas koin, emas ETF (Exchange Trade Fund), juga emas OTC (Over The Counter).
Faktor Dolar AS
Masuk berinvestasi emas di kala harganya dirasakan sudah cukup mahal mungkin memberikan kekhawatiran akan risiko koreksi harga. Benarkah laju kenaikan harga akan berlanjut ke depan? Juga, bila emas dunia bisa menjebol US$ 3.000 per ounce, apakah emas batangan lokal juga berpotensi makin tinggi di masa mendatang?
Harga emas di pasar domestik, seperti emas Antam, emas Galeri 24 (anak sudah Pegadaian), emas UBS (Untung Bersama Sejahtera), dan merek emas batangan lain di pasaran, tentu dipengaruhi oleh pergerakan emas global. Ketika harga emas di pasar dunia melesat, besar kemungkinan harga emas lokal juga ikut terungkit naik.
Namun, ada satu faktor lagi yang juga berdampak pada harga emas di dalam negeri, selain faktor margin keuntungan yang diambil oleh penjual atau produsen emas.
Yaitu, kurs dolar AS. Ini karena di pasar dunia, harga emas dibanderol dalam satuan dolar AS per troy ounce. Ketika masuk di pasar domestik, emas akan dikonversi dalam satuan rupiah dan gram. Bila satuan troy ounce yang setara 31 gram, cenderung tetap. Maka, variabel lain yakni kurs dolar AS cenderung berubah-ubah.
Ketika harga emas dunia naik ketika kurs dolar AS juga mahal, harga emas di pasar domestik bisa semakin mahal. Sebaliknya, ketika harga emas dunia naik di kala kurs dolar AS melemah atau stagnan, harga emas lokal mungkin akan stabil saja. Nah, ketika harga emas dunia turun akan tetapi kurs dolar AS menguat hingga rupiah makin lemah, harga emas lokal masih berpotensi naik juga. Potensi penurunan harga emas baru terbuka ketika harga emas dunia turun dan nilai rupiah menguat.
Sebagai gambaran, pada 2024 lalu, ketika harga emas dunia naik 27,21% dan kurs dolar AS terhadap rupiah menguat 4,57%, harga emas yang dijual Antam mencatat kenaikan 20,79% membandingkan harga hari terakhir tahun 2024 dengan 2023.
Bukan Cuma Antam
Bagi para penyuka investasi emas, sudah mafhum bila emas batangan tersedia dalam berbagai merek, bukan hanya merek Logam Mulia Antam.
Di Indonesia, selain emas Antam, di pasar juga banyak dijual emas batangan bermerek emas UBS yang diproduksi PT Untung Bersama Sejahtera, pabrikan emas asal Surabaya yang sudah berdiri sejak 1971. Lalu, ada emas Galeri24 yang diproduksi oleh anak usaha PT Pegadaian.
Kemudian, ada juga emas merek Lotus Archi produksi PT Lotus Lingga Pratama di bawah Archi Group milik taipan Peter Sondakh Grup Rajawali. Perusahaan ini bahkan sudah memproduksi emas sejak 1975 dengan spesialisasi emas sebagai hadiah atau suvenir.
Merek emas lain yang ada di pasar adalah PAMP, akronim dari Produits Artistiques Métaux Précieux, yang berpusat di Ticino, Swiss. Emas PAMP termasuk pemain baru di Indonesia tapi di lingkup global merek ini sudah lebih dikenal.
Terakhir ada emas merek Wonderful Wish yang memiliki spesialisasi emas customized (personalisasi emas), bukan produksi masal, sehingga cocok untuk hadiah atau suvenir. Kadar emas Wonderful Wish adalah 99,3-99,4%.
Sejauh hasil penelusuran, di Indonesia, hanya Antam dan UBS yang memiliki izin edar emas dengan kadar 99,99%.
Sementara produsen emas di Indonesia sejauh, selain PT Aneka Tambang Tbk, adalah PT Freeport Indonesia, lalu PT Agincourt Resources (Tambang Martabe), kemudian PT Tambang Tondano Nusajaya, anak usaha PT Archi Indonesia Tbk (Grup Rajawali), juga ada PT Nusa Halmahera Minerals.
(rui/aji)