Bloomberg Technoz, Jakarta - Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kementerian Kesehatan, Dr. Maria Endang Sumiwi menjelaskan proses pemeriksaan kesehatan gratis Kemenkes berbeda dengan BPJS Kesehatan.
Menurut Endang, langkah awal yang dilakukan calon pasien ialah mengisi kusioner setelah mendaftarkan diri di aplikasi SatuSehat. Setelah mengisi kusioner, setelah itu para pendaftar akan diberikan jadwal untuk melakukan pemeriksaan fisik di puskesmas.
“Jadi tidak hanya mengisi kuisioner. Akan diperiksa secara fisik jika sudah mendapatkan jadwal,” ungkap Endang.
Pihak Kemenkes juga menyarankan masyarakat yang mendaftar tetap memiliki BPJS Kesehatan. Dengan seseorang memiliki BPJS, tentunya memudahkan proses rujukan dan penanganan lebih lanjut jika ditemukan masalah kesehatan.
Program pemeriksaan kesehatan gratis hanya mencakup layanan skrining awal. Namun, jika hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi medis tertentu, misalnya gangguan fungsi ginjal atau penyakit kronis lainnya, pasien mungkin perlu dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut
"Nah, kenapa BPJS itu kita anjurkan, karena nanti ketemu masalah kesehatan BPJS ga aktif, buat dirujuk nggak bisa atau kalau dirujuk harus bayar sendiri karena yang gratis kan skriningnya, tapi nanti tata laksananya mengikuti skema yang ada," ujar Maria di Jakarta, dikutip Senin (10/2).
"Kalau ada yang ketemu fungsi ginjalnya buruk harus dirujuk ke RS, pas ketemu itu BPJS-nya ga aktif itu akan sulit, kalau nggak punya sumber untuk bayar sendiri,"
Meski begitu, sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin telah menegaskan masyarakat yang bukan peserta BPJS Kesehatan, tetap bisa mendapatkan pelayanan pemeriksaaan (skrining) kesehatan gratis.
"Karena pemeriksaan kesehatan gratis ini merupakan program pemerintah untuk semua masyarakat Indonesia," ujar Menkes Budi pada pertemuan dengan media nasional di Kantor Kemenkes, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut Maria juga menjelaskan alasan mengapa masyarakat wajib mengunduh aplikasi SatuSehat mobile saat ingin melakukan cek skrining gratis.
"Karena kita ingin mengurangi load, supaya mengurangi antre dan nggak banyak ditanya dan seterusnya itu kita melalui digitalisasi. Jadi, semua yang punya ponsel kita wajibkan untuk download SatuSehat,"katanya.
Saran terbaik mengunduh aplikasi SatuSehat mobile sebulan sebelum ulang tahun sang pasien, kata Maria hal ini bagus dilakukan karena akan ada pemberitahuan apabila seseorang belum aktif BPJS dan bisa mengurus dengan ketersediaan waktu sebelum melakukan cek skrining gratis.
"Jadi kita, kalau sudah download SatuSehat, H-30 ulang tahun akan ada pesan dan ada pengingat 'BPJS ANDA SUDAH AKTIF BELUM". Karena, untuk mengaktifkan butuh 14 hari, jadi butuh waktu. Tapi itu nggak wajib untuk skriningnya, cuman dianjurkan supaya tata laksananya lancar," nasihatnya.
"Yang kedua H-7, itu dapat lagi WhatsApp, itu isinya kuesioner, pertanyaan-pertanyaan awal supaya nanti jangan lama, itu kita sudah simulasi di puskesmas yang lansia bisa 79 menit kalau pertanyaan-pertanyaan ga diisi dulu karena nanti difaskes harus banyak sekali ditanya. Nah itu jadi lama, masyarakat jadi bete juga antre-nya lama, diperiksa lama, jadi H-7 itu diminta untuk isi ya. Nanti H-1, diingatkan lagi "besok kamu ultah, ayok kamu daftar". Daftarnya boleh saat ulang tahun, boleh 30 hari sesudahnya," tambahnya.
Pemerintah berharap langkah ini dapat memastikan bahwa masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan lanjutan dapat dilayani tanpa hambatan administratif atau finansial.
(dec/spt)