Bloomberg Technoz, Jakarta – Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung memastikan proyek infrastruktur pipa gas bumi Cirebon—Semarang (Cisem) Tahap II maupun Dumai—Sei Mangkei (Dusem) tidak akan terdampak oleh efisiensi anggaran kementerian/lembaga (K/L) yang menjadi titah Presiden Prabowo Subianto.
"Ini [efisiensi anggaran] tidak berpengaruh," ujar Yuliot saat ditemui di Kementerian ESDM, dikutip Sabtu (8/2/2025).
Yuliot mengatakan penghematan atau efisiensi dilakukan terhadap anggaran belanja K/L, termasuk Kementerian ESDM. Sementara itu, proyek pipa gas bumi Cisem Tahap II maupun Dusem sebagian besar berasal dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sektor ESDM.
"Rencana dari penerimaan negara bukan pajak itu sebagian bisa dimanfaatkan kembali. Jadi, untuk pemanfaatan itu adalah pembangunan infrastruktur," kata Yuliot.

Dia menambahkan ketersediaan gas, khususnya di Sumatra serta Batam, sangat tinggi sehingga harus ada percepatan proyek infrastruktur pipa agar bisa termanfaatkan.
Selama ini, Yuliot menyebut sudah ada penugasan kepada PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PG untuk membangun pipa gas ruas Dumai—Sei Mangkei. Akan tetapi, proyeknya masih belum tereksekusi.
"Kalau tidak dilakukan percepatan, biaya listrik yang ditanggung oleh industri kan semakin tinggi, jadi daya saing kita akan semakin tergerus," ucap dia.
Menurut dia, pemerintah bakal terus mempercepat proyek instalasi pipa gas bumi, yakni Dusem dan Cisem agar ketersediaan gas di lini hulu bisa termanfaatkan secara optimal, terutama oleh sektor industri.
Sekadar informasi, pemerintah telah memulai proyek Pipa Gas Cirebon—Semarang Tahap II (Batang—Kandang Haur Timur) pada September 2024. Hal itu ditandai dengan pengelasan perdana (first welding) oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Kawasan Industri Terpadu Batang, Jawa Tengah.
Proyek tahap kedua Pipa Cisem yang sudah diresmikan itu bakal membentang sepanjang 245 km dari Batang hingga Kandang Haur Timur.
Adapun, sumber gas Pipa Transmisi Cisem bakal berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru (JTB), serta dalam jangka panjang direncanakan berasal dari potensi seluruh wilayah kerja migas (WK) yang ada di Jatim, mulai dari WK Agung hingga WK Bulu.
Seiring dengan berjalannya proyek Pipa Cisem Tahap II, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) juga menyiapkan suntikan gas bumi dari lapangan migas di Madura milik Husky-CNOOC Madura Limited (HCML).
Terdapat 2 rencana pengembangan atau plan of development (PoD) yang belum digarap oleh HCML mengingat belum ada yang menyerap gas bumi dari kawasan tersebut.
(mfd/wdh)