Logo Bloomberg Technoz

Anup Roy, Ruchi Bhatia, dan Subhadip Sircar - Bloomberg News

Bloomberg, Gubernur bank sentral India yang baru memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak tahun 2020, guna memacu perekonomian yang melambat. Namun, kebijakan ini telah mengecewakan para investor yang menginginkan langkah yang lebih proaktif.

Keenam anggota komite kebijakan moneter (MPC) Reserve Bank of India (RBI), yang diketuai oleh Gubernur Sanjay Malhotra, memberikan suara bulat untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin ke level 6,25%, sesuai yang diprediksi oleh sebagian besar ekonom.

Komite tersebut juga memutuskan untuk mempertahankan sikap kebijakan "netral," daripada mengubahnya menjadi "akomodatif," yang akan mengisyaratkan lebih banyak pemangkasan suku bunga di masa depan.

Obligasi turun meski ada pemangkasan suku bunga, di mana para investor mengatakan bahwa Malhotra tidak memberikan langkah likuiditas langsung untuk mendorong pasar. Saham-saham juga jatuh, di mana indeks acuan NSE Nifty 50 diperdagangkan 0,2% lebih rendah.

India pangkas suku bunga pertama kalinya sejak tahun 2020. (Bloomberg)

"Pemotongan suku bunga sesuai dengan ekspektasi mayoritas pasar dan sikap netral ini tepat mengingat volatilitas global yang terus berlanjut," kata Suyash Choudhary, kepala pendapatan tetap di Bandhan Asset Management Ltd. 

"Namun, belum ada langkah baru yang diumumkan, yang menjadi sumber kekecewaan jangka pendek. Hal ini mengingat fakta bahwa langkah-langkah yang telah diambil sejauh ini, meski disambut baik, masih belum memadai."

Langkah hari ini menandai perubahan bagi RBI, yang telah menahan suku bunga selama dua tahun di masa kepemimpinan gubernur sebelumnya, Shaktikanta Das karena inflasi tetap di atas target 4%.

Malhotra, seorang birokrat lama yang pindah ke bank sentral pada Desember, menyampaikan pidato kebijakannya dengan hati-hati pada Jumat (7/2/2025). Ia menegaskan kembali komitmen bank sentral terhadap target inflasi sembari mengawasi risiko-risiko pertumbuhan.

Dinamika pertumbuhan-inflasi "membuka ruang kebijakan bagi MPC untuk mendukung pertumbuhan," ujar Malhotra dalam pidato yang disiarkan di televisi Mumbai. RBI akan "tetap fokus pada kesesuaian inflasi yang berkelanjutan dengan target sambil mendukung pertumbuhan," katanya.

MPC akan mengambil keputusan kebijakan pada pertemuan mendatang berdasarkan penilaian terhadap prospek ekonomi saat itu.

Meski turun ke level terendah dalam empat bulan terakhir sebesar 5,2% pada Desember, inflasi masih ada di atas target 4%. Pada saat yang sama, pertumbuhan ekonomi India melambat ke level terendah empat tahun sebesar 6,4% dalam 12 bulan yang berakhir Maret 2025, di mana pemerintah pekan lalu memberikan rekor pemotongan pajak untuk meningkatkan konsumsi.

Bank sentral memproyeksikan pertumbuhan untuk tahun fiskal yang dimulai pada 1 April akan mencapai 6,7%, dibandingkan dengan kisaran 6,3%-6,8% dari pemerintah. Menurut RBI, inflasi mungkin akan mencapai rata-rata 4,2%.

Malhotra mengatakan inflasi mungkin akan moderat dalam beberapa bulan mendatang, tetapi menyoroti risiko-risiko dari volatilitas yang berlebihan di pasar keuangan global, ketidakpastian dalam kebijakan perdagangan global, dan peristiwa cuaca buruk.

Dia menambahkan bahwa permintaan di pedesaan terus membaik, konsumsi di perkotaan tetap lemah. Tren ini juga terlihat pada pendapatan terkini dari produsen barang konsumsi utama, seperti Hindustan Unilever dan Nestle India.

Apa Kata Bloomberg Economics

Pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Reserve Bank of India — sejalan dengan estimasi konsensus — menunjukkan bahwa bank sentral ini akhirnya mengalihkan fokusnya untuk membangkitkan pertumbuhan. Dengan inflasi pangan yang telah melambat secara signifikan sejak tinjauan pada Desember, bank sentral tidak memiliki alasan untuk menahan diri lagi.

Abhishek Gupta, ekonom India

Malhotra menegaskan kembali sikap bank sentral terhadap mata uang rupee pada Jumat. Mereka mengatakan bahwa intervensi valuta asing ditujukan untuk mengekang volatilitas yang berlebihan, tetapi RBI tidak menargetkan level atau kisaran tertentu.

Ia juga mengatakan bank sentral tetap berkomitmen menyediakan likuiditas yang cukup untuk sistem keuangan, termasuk melalui langkah-langkah jangka pendek dan jangka panjang.

"Prospek pertumbuhan dan inflasi yang lemah memberikan ruang untuk pelonggaran moneter," ujar Upasna Bhardwaj, ekonom di Kotak Mahindra Bank Ltd di Mumbai. "Lebih jauh dari ini, kami memperkirakan RBI perlu memantau kondisi secara lebih ketat untuk memastikan posisi likuiditas tetap selaras dengan sikap kebijakan."

(bbn)

No more pages