Namun pertumbuhan ekonomi 6,4% menjadi yang terendah sejak Filipina lepas dari cengkeraman pandemi.
Pertumbuhan ekonomi Malaysia dan Filipina lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Awal bulan ini, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekonomi Indonesia pada Januari-Maret 2023 tumbuh 5,03%.
Realisasi itu lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,01% yoy. Juga lebih tinggi dari konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan median proyeksi 4,97% yoy.
Sementara itu, pertengahan bulan lalu Singapura merilis data pertumbuhan ekonomi. Pada kuartal I-2023, ekonomi Negeri SInga tumbuh 0,1% yoy. Melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang 2,1% sekaligus jadi yang terendah sejak kuartal III-2020.
Thailand menjadi satu-satunya negara ASEAN-5 yang belum merilis data pertumbuhan ekonomi. Rencananya, data tersebut akan diumumkan 15 Mei mendatang atau awal pekan depan.
Namun konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan PDB Thailand akan tumbuh 2,3% yoy pada kuartal I-2023. Lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 1,4% yoy.
Indonesia Peringkat 3
Dengan demikian, Indonesia menempati peringkat ketiga di antara negara-negara ASEAN-5 dalam hal pertumbuhan ekonomi. Ke depan, prospek ekonomi Indonesia masih cukup cerah dengan perkiraan pertumbuhan di atas 5%.
Putera Satria Sambijantoro, Ekonom Bahana Sekuritas, menilai ekonomi Indonesia tetap kuat meski ada ancaman stagflasi di negara-negara lain. Dia memperkirakan konsumsi akan mengalami rebound pada paruh kedua tahun ini.
“Kami masih memperkirakan belanja Pemilu akan mendukung konsumsi domestik,” sebut Satria dalam laporannya.
Faisal Rachman, Ekonom Bank Mandiri, berpendapat senada. Menurunya, inflasi domestik yang rendah akan mendorong konsumsi.
“Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada 2023 akan dibantu oleh inflasi yang terkendali. Pencabutan PPKM juga akan meningkatkan mobilitas dan permintaan,” katanya.
(aji)