Bloomberg Technoz, Jakarta - Komitmen investasi pembangunan 1 juta rumah berbentuk apartemen oleh Uni Emirat Arab (UEA) di Indonesia hingga kini masih dalam proses penjajakan. Padahal, investasi tersebut sebelumnya diumumkan pada 31 Januari 2025.
Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mengatakan, pemerintah hingga kini masih dalam proses pematangan, mulai dari persiapan lahan, perizinan, hingga perhitungan bisnis.
"Kita masih memakai payung MoU [nota kesepahaman] yang sudah pernah dilakukan. Sekarang mereka masih penjajakan, UEA ingin lebih kongkret bisnis ke bisnis [B2B]-nya," ujarnya di Jakarta, dikutip Jumat (7/2/2025).
Fahri mengatakan, pemerintah saat ini juga tengah berbicara dan menawarkan sejumlah lahan milik perusahaan BUMN, untuk kemudian dibangun perumahan, sebagai bagian dari 'pemulusan' program 3 juta rumah.

Sekadar catatan, program ini akan menggunakan lahan milik perusahaan pelat merah seperti PT Kereta Api Indonesia atau KAI, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), hingga Perumnas.
"Kami sudah menawarkan ke banyak BUMN juga yang punya tanah untuk bekerja sama secara lanjutan," kata dia. "Ini memang B2B, tetapi kan soal tanah itu nanti akan ada kebijakan khusus kepada BUMN."
Adapun, komitmen investasi dari negeri Timur Tengah tersebut sebelumnya diutarakan oleh Ketua Satgas Perumahan Hashim Djojohadikusumo, 20 Januari lalu.
Pada saat itu, Hashim mengatakan, UEA akan berkomitmen investasi untuk membangun 1 juta rumah dalam mendukung program ambisius Presiden Prabowo tersebut.
Selain UEA, Qatar sebelumnya juga telah memastikan akan membangun hingga sebanyak 6 juta rumah, dengan 1 juta diantaranya telah resmi ditandatangani melalui government to government (G-to-G) di Istana Negara, Rabu (8/1/2024) lalu.
"Dari pemerintah Qatar, sudah menyatakan resmi 3-5 juta rumah dan apartemen. Itu pemerintah Qatar. Berarti dari Qatar antara 4-6 juta unit penghunian rumah dan apartemen," ujar Hashim.
Pemerintah Putar Otak
Di sisi lain, Kementerian PKP saat ini mengaku masih optimis untuk tetap menjalankan program ambisius 3 juta rumah Presiden Prabowo Subianto, meski mendapat pemangkasan anggaran.
Dari total pagu anggaran sepanjang tahun ini yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp5,27 triliun, kini dipotong menjadi hanya sebesar Rp1,61 triliun atau turun hampir 60%, sejalan dengan instruksi Prabowo.
"Itu tetap membuat kita semangat dan harus kreatif. Kami berusaha mencari program-program untuk mencapai itu dengan anggaran yang ada, yang terbatas," ujar Menteri PKP Maruarar Sirait di Jakarta, Kamis kemarin.
(ibn/roy)