Bloomberg Technoz, Jakarta - Kalangan ekonom menilai faktor musiman seperti Ramadan dan Idulfitri serta Natal dan Tahun Baru (Nataru) masih menjadi faktor utama yang sangat mempengaruhi pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rizal Taufikurahman mengatakan tidak adanya faktor musiman seperti perayaan besar pada kuartal tertentu menyebabkan rendahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik [BPS] 2024, konsumsi rumah tangga Indonesia tumbuh sebesar 4,94%, masih berada di bawah angka 5%,” ujar Rizal kepada Bloomberg Technoz, dikutip Jumat (7/2/2025).
Terpisah, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) UI mengatakan tidak adanya faktor musiman yang signifikan bahkan menyebabkan pertumbuhan konsumsi rumah tangga melambat pada triwulan-III 2024 jadi hanya tumbuh 4,91% (year-on-year/yoy), dibandingkan 4,93% pada triwulan sebelumnya.
Ekonom LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan perlambatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga dapat dijelaskan oleh penurunan pertumbuhan pada tiga komponen utama yang menyumbang 48,28% dari total konsumsi rumah tangga.
"Pertama, komponen restoran & hotel tumbuh 6,61% [yoy] pada triwulan-III 2024, turun dari 6,80% [yoy] pada triwulan sebelumnya," ujar Riefky.
Perlambatan ini tercermin dari penurunan pertumbuhan rata-rata tingkat hunian hotel berbintang menjadi 3,61% (yoy) pada triwulan-III 2024 dari 8,18% (yoy) pada triwulan-II 2024.
Kedua, komponen transportasi & komunikasi tumbuh sebesar 6,54% (yoy) pada triwulan-III 2024, menurun dari 6,84% (yoy) pada triwulan
Sebelumnya, perlambatan ini tercermin dari penurunan pertumbuhan penumpang darat menjadi 13,79% (yoy) pada triwulan-III 2024 dari 17,85% (yoy) pada triwulan sebelumnya, serta pertumbuhan negatif penumpang kereta api sebesar 5,15% (yoy) pada triwulan-III 2024 yang jauh menurun dari pertumbuhan 39,86% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
Penurunan ini disebabkan oleh musim sepi (low season) setelah berakhirnya masa mudik perayaan Idulfitri dan Iduladha serta berakhirnya periode liburan sekolah.
Ketiga, komponen peralatan mengalami perlambatan pertumbuhan menjadi 3,68% (yoy) pada triwulan-III 2024 dari 4,40% (yoy) pada triwulan sebelumnya akibat berkurangnya konsumsi peralatan rumah tangga seiring berakhirnya faktor musiman seperti Ramadan dan liburan.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sepanjang 2024 seluruh komponen pengeluaran mengalami pertumbuhan positif. Komponen dengan distribusi terbesar adalah konsumsi rumah tangga dengan kontribusi 54,04% atau tumbuh 4,94%.
Peringkat kedua, adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), pengeluaran untuk barang modal yang memiliki umur pakai lebih dari satu tahun dan tidak merupakan barang konsumsi, tumbuh 4,61% di mana komponen ini berkontribusi 29,15% terhadap kelompok ini.
“Jika dilihat dari sumber pertumbuhan sepanjang 2024, konsumsi rumah tangga memberikan sumber pertumbuhan terbesar sepanjang 2024 sebesar 2,6%,” ujar Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam Konferensi Pers PDB 2024, Rabu (5/2/2025).
Amalia menambahkan konsumsi rumah tangga tumbuh seiring dengan meningkatnya aktivitas mobilitas rumah tangga di mana terlihat mobilitas masyarakat meningkat yang menyebabkan pertumbuhan konsumsi transportasi dan komunikasi terdongkrak.
“Komponen berikutnya restoran dan hotel, seiring meningkatnya wisata akhir tahun terutama liburan sekolah dan hari besar keagamaan,” terang Amalia.
(lav)