Logo Bloomberg Technoz

Selama beberapa dekade, pejabat tinggi AS selalu menekankan pentingnya dolar yang kuat sebagai bukti dinamisme ekonomi negara. Namun, pada masa jabatan pertama Trump, banyak yang melihat kebijakan ini mulai tergeser karena dolar yang kuat dianggap menghambat ekspor AS dan mengurangi pendapatan perusahaan multinasional di luar negeri.

Meski begitu, dolar AS melonjak sejak Trump terpilih pada November, didorong oleh ekspektasi kebijakan proteksionisnya, seperti peningkatan tarif dan pemotongan pajak, yang diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan inflasi, serta memperlambat pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).

Dalam kampanyenya baru-baru ini, Trump mengkritik penguatan nilai tukar dolar. Namun, ia juga berjanji untuk mempertahankan dominasi global mata uang AS serta mendukung kebijakan yang menurut para ekonom justru dapat meningkatkan nilai dolar.

“Kami menginginkan perdagangan yang adil, dan bagian dari itu adalah mengambil sikap tegas terhadap mata uang dan ketentuan perdagangan,” ujar Bessent.

(bbn)

No more pages