Akayla Gardner - Bloomberg News

Bloomberg, Presiden Donald Trump mengesahkan sanksi terhadap pejabat Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang menyelidiki AS dan sekutunya, menghidupkan kembali kebijakan dari masa jabatan pertamanya terhadap organisasi yang dia anggap sebagai ancaman terhadap kedaulatan Amerika.

Trump menandatangani perintah eksekutif pada hari Kamis, menurut seorang pejabat Gedung Putih. Dia juga diharapkan menandatangani arahan lain yang menciptakan kantor keimanan di Gedung Putih dan menargetkan apa yang dia sebut sebagai bias anti-Kristen dalam pemerintahan federal — semua langkah yang dirancang untuk menyenangkan basis konservatifnya.

Perintah tersebut akan menolak visa dan memblokir akses ke dana pegawai ICC dan anggota keluarga mereka yang membantu penyelidikan terkait warga negara AS dan sekutunya. Langkah ini merupakan tanggapan terhadap penerbitan surat perintah penangkapan oleh pengadilan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanan negara itu atas kampanye militer di Gaza.

Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pengadilan tersebut memberikan "kesetaraan moral yang memalukan" antara para pemimpin Israel dan Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS, yang meluncurkan serangan mematikan pada 7 Oktober 2023 yang memicu konflik tersebut.