Bloomberg Technoz, Jakarta - Para menteri keuangan dari kelompok negara maju atau Group of Seven (G-7) akan membahas cara memperkuat sistem keuangan global pada pertemuan di Jepang pada 11 Mei-13 Mei 2023.
Polemik plafon utang Amerika Serikat (AS) diperkirakan menjadi salah satu topik bahasan dalam pertemuan menteri keuangan G7 di Jepang yang telah memasuki hari kedua hari ini Jumat (12/5/2023).
Menteri Keuangan AS Janet Yellen diperkirakan akan menghadapi pertanyaan dari rekan-rekan G7 di kota Niigata, Jepang untuk mencegah gejolak di pasar keuangan setelah terjadinya kegagalan tiga bank regional AS.
Seperti para pendahulunya, Yellen masih menahan diri untuk menjelaskan dengan tepat apa yang akan dilakukan pemerintah AS apabila skenario buruk terjadi, di mana Kongres tidak menaikkan atau menangguhkan plafon utang tepat waktu.
“Kegagalan akan mengancam keuntungan yang telah kami kerjakan dengan sangat keras selama beberapa tahun terakhir dalam pemulihan pandemi kami. Hal itu akan memicu perlambatan ekonomi global yang akan membuat kami mundur lebih jauh," kata Yellen seperti dikutip Bloomberg News.
Sebelumnya Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan, risiko kegagalan bank digital akan dibahas dalam pertemuan itu menyusul adanya fenomena kegagalan bank-bank di Amerika Serikat (AS) baru-baru ini.
Suzuki menilai, lingkungan seputar keuangan telah berubah secara dramatis dengan munculnya media sosial dan internet banking.
"Merespons perubahan-perubahan seperti itu telah menjadi tantangan bersama bagi negara-negara di seluruh dunia, termasuk Jepang," ucap dia seperti diwartakan Bloomberg News awal Mei lalu.
Sebelumnya para menteri keuangan G-7 sempat membuat pernyataan bersama pada April 2023 setelah bertemu di Washington DC, AS. Mereka mengatakan siap untuk mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga stabilitas dan ketahanan sistem keuangan global. Selain isu tersebut, Diplomat Keuangan Jepang Masato Kanda membeberkan bahwa para menteri keuangan G-7 mungkin akan mendiskusikan masalah pagu utang AS dan langkah-langkah untuk mencegah Rusia menghindari sanksi.
Sementara itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, sebagai perwakilan dari negara berkembang, Indonesia akan membicarakan beberapa topik yang penting dan relevan dengan keadaan sekarang. Dalam pertemuan G-7 di Jepang, Sri Mulyani bertemu Yellen untuk membahas kemungkinan kerja sama antara lembaga donor yang masing-masing negara miliki, yaitu Indonesia Aid dan USAID.
"Mulai dari kondisi perekonomian global, isu terkini seputar mineral, Financial Action Task Force (FATF), hingga Pandemic Fund serta G20 Joint Finance and Health Task Force (JFHTF)," ungkap Sri melalui akun Instagram resminya @smindrawati, Kamis (11/5/2023).
(evs/ezr)