Bloomberg Technoz, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan siang hari hingga mencetak angka koreksi yang dalam. Padahal sejumlah Bursa Saham Asia sedang menghijau.
Pada Kamis (6/2/2025), IHSG ambles dan tertekan di posisi 6.881,75, jatuh 2,03% dibandingkan hari sebelumnya. Sedangkan indeks LQ45 juga melemah mencapai 2,51% ke level 781,35.

Saham-saham barang baku jadi yang terlemah hari ini jatuh sedalam 1,96%. Disusul oleh saham keuangan yang ambruk 1,83% dan saham perindustrian drop mencapai 1,63%.
Di samping itu, saham-saham yang melemah dalam dan menjadi top losers di antaranya PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) yang tertekan 12,5% PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) yang jatuh 9,91%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang ambles 7,24%.
Bursa Saham Asia lainnya justru menguat. Shenzhen Comp. (China), Shanghai Composite (China), CSI300 (China), KOSPI (Korea Selatan), Hang Seng (Hong Kong), Weighted Index (Taiwan), NIKKEI 225 (Tokyo), Straits Time (Singapura), TOPIX (Jepang), KLCI (Malaysia), dan Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam) yang berhasil menguat masing-masing 1,83%, 0,93%, 0,90%, 0,87%, 0,67%, 0,62%, 0,61%, 0,37%, 0,25%, 0,12%, dan 0,09%.
Dengan demikian IHSG adalah indeks dengan pelemahan paling buruk, dan paling lemah di Asia.
Sentimen yang menggerakkan indeks regional hari ini masih datang dari dalam negeri. Laporan pertumbuhan Ekonomi Indonesia di sepanjang tahun 2024 mencerminkan laju PDB Indonesia stagnan bahkan melambat di angka 5,03%. Capaian itu juga di bawah target pemerintah di angka 5,2%.
Mengacu komponen pendukung PDB, terlihat bahwa perekonomian domestik masih gagal kembali ke kondisi sebelum pandemi Covid-19.

Capaian pada 2024 di mana laju PDB berkutat di kisaran 5%, juga mempertegas terjadinya stagnasi sekuler dalam perekonomian Indonesia.
Stagnasi sekuler merupakan kondisi di mana pertumbuhan Ekonomi tidak tumbuh signifikan atau sampai dengan tidak tumbuh sama sekali dalam jangka waktu yang lama. Dalam 10 tahun, pertumbuhan Ekonomi RI tidak pernah melampaui angka di atas 5%.
Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2024 yang tercatat hanya 5,03%, lebih rendah dari target Pemerintah yang sebesar 5,2%.
Ekonomi Indonesia 2024 tercatat melambat dibandingkan pencapaian di 2023 dengan pertumbuhan 5,05%. Realisasi ini juga jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada 2022 sebesar 5,31%.
Sementara Ekonomi Indonesia pada Kuartal IV-2024 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku adalah Rp5.674,9 triliun dan Atas Dasar Harga Konstan sebesar Rp3.296,7 triliun.
Sehingga pertumbuhan Indonesia secara tahunan pada Kuartal IV-2024 hanya 5,02%, yang juga lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi Kuartal IV-2023 yang sebesar 5,04%.

Berbagai data tersebut berada di bawah target pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 5,2% yang ditetapkan Pemerintah dalam asumsi dasar ekonomi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.
Ini juga menjadi yang terendah sejak 2021, di mana kala itu PDB Indonesia tumbuh 3,69%.
(fad/wep)