Analis: RI Mau Pertumbuhan Ekonomi 8%, Rupiah Bisa Rp20.000/US$
Redaksi
06 February 2025 13:55

Bloomberg Technoz, Jakarta - Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 memperlihatkan laju Produk Domestik Bruto terjebak di angka 5%, memperpanjang stagnasi dalam satu dasawarsa terakhir.
Di tengah tantangan geopolitik global yang meredupkan prospek perekonomian ke depan, ambisi Presiden Prabowo Subianto mengerek pertumbuhan ekonomi hingga 8% makin menuai tanya ketika jurus kebijakan populis yang ditempuh sejauh ini mulai menyalakan alarm kewaspadaan pada para investor.
Kajian yang dilansir oleh tim analis Mega Capital Sekuritas hari ini, mencermati adanya risiko pelebaran defisit Transaksi Berjalan atau Current Account (CA) pada 2025, menyusul masih belum adanya gelagat perlambatan indikator overheating perekonomian. Itu akan membatasi ambisi Prabowo mengerek laju ekonomi hingga 8% karena dapat memperlebar defisit CA, hingga potensial menjatuhkan nilai rupiah.
Kendati defisit transaksi berjalan terhadap PDB dalam 12 bulan terakhir (TTM) pada kuartal IV-2024, diperkirakan sebesar -0,6% hingga -0,7%, masih dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia yaitu -0,1% hingga -0,9% dari PDB, "Indikator overheating yang kami miliki belum menunjukkan tanda melambat. Tren itu menunjukkan bahwa pelebaran defisit Transaksi Berjalan kemungkinan besar akan berlanjut ke level -1% tahun ini," kata tim analis Mega Capital termasuk Lionel Priyadi dan Muhammad Haikal dalam catatannya.

Kondisi itu, menurut analis akan menjadi batasan bagi upaya Presiden Prabowo dalam mencapai pertumbuhan ekonomi 8%.