Logo Bloomberg Technoz

Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi pada 2023 tercatat 5,05%. Angka ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga sebesar 2,55%, PMTB berkontribusi sebesar 1,18%, konsumsi pemerintah 0,22%, net ekspor 0,66%, dan lainnya 0,44%.

Dari sisi pertumbuhan, konsumsi rumah tangga hanya tumbuh stagnan 4,94% dibanding tahun sebelumnya. Kinerja konsumsi rumah tangga ditopang meningkatnya aktivitas dan mobilitas rumah tangga. Lelompok konsumsi yang tumbuh tinggi antara lain, transportasi dan komunikasi, karena mobilitas masyarakat yang meningkat menyebabkan konsumsi komponen ini meningkat pula, tercermin dari peningkatan jumlah penumpang angkutan rel, laut, dan udara.

"Kelompok lain yakni restoran dan hotel, seiring meningkatnya kegiatan wisata selama libur sekolah, dan libur hari besar keagamaan nasional," papar Amalia.

Selanjutnya, komponen PMTB tumbuh 4,61%. Komponen ini tumbuh positif, tercermin dari beberapa indikator kelompok barang modal, terutama peningkatan realisasi investasi asing dan dalam negeri, serta PMTB pemerintah dan swasta yang juga tumbuh positif.

Komponen dengan pertumbuhan tertinggi adalah konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT), yaitu 12,48%, didorong oleh peningkatan aktivita Pemilu dan Pilkada.

Selanjutnya, komponen ekspor barang dan jasa meningkat 6,51%, terdiri dari peningkatan ekspor barang 5,81%, dan ekspor jasa yang tumbuh 14,2%.

Ekspor tumbuh positif, baik barang migas maupun non-migas serta ekspor jasa. nilai dan volume ekspor beberapa komoditas naik, antara lain mesin/peralatan listrik, nikel serta alas kaki. Namun, ada volume ekspor beberapa komoditas yang meningkat, meski nilainya menurun, di antaranya bahan bakar minyak (BBM), besi dan baja, serta migas.

Selanjutnya, ekspor jasa meningkat, salah satunya disebabkan oleh peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara.

Di sisi lain, komponen impor barang dan jasa--yang menjadi faktor pengurang dalam PDB-- tumbuh 7,95%, lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekspor.

(lav)

No more pages