Selain itu, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh 6% yoy menjadi Rp 135 triliun per akhir 2024.
Bank Mandiri juga memperkuat strategi bisnisnya melalui peningkatan kualitas aset secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam ekspansi kredit dan penguatan manajemen risiko. Tercermin dari posisi rasio pencadangan atau coverage ratio Bank Mandiri yang berada di level 304% pada akhir 2024.
Di sisi lain, kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Mandiri yang didukung oleh peningkatan dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) tercatat hanya tumbuh sebesar 7,73% YoY menjadi Rp 1.699 triliun sepanjang 2024, ditopang segmen giro dan tabungan.
"Porsi CASA mencapai 80,3% dari total DPK, mencerminkan efektivitas strategi perseroan dalam mengoptimalkan pendanaan berbasis dana murah," kata Darmawan.
Pertumbuhan CASA tersebut terutama didorong oleh peningkatan tabungan yang tumbuh 13,4% YoY menjadi Rp 665 triliun, serta giro yang mengalami ekspansi sebesar 3,6% YoY menjadi Rp 606 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, Darmawan menyebutkan Bank Mandiri mencatatkan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 55,8 triliun pada akhir 2024, naik 1,31% secara tahunan. Pencapaian ini, menurut dia, mencerminkan efektivitas strategi ekspansi berbasis digital, peningkatan efisiensi operasional, serta diversifikasi sumber pendapatan.
(lav)