"Dengan keseimbangan yang lebih baik antara pasokan dan permintaan, pertumbuhan upah yang melambat ke tingkat yang lebih berkelanjutan, serta ekspektasi inflasi jangka panjang yang tetap stabil, saya melihat peluang bagi inflasi untuk terus bergerak menuju target jangka panjang kami," ujarnya.
Menurutnya, ekonomi AS memulai tahun 2025 dalam kondisi yang cukup baik, didukung oleh konsumsi masyarakat yang tetap kuat dan pasar tenaga kerja yang stabil. Namun, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan sedikit lebih rendah dibandingkan 2024 karena rumah tangga dan bisnis menghadapi ketidakpastian.
Meskipun Jefferson tidak secara langsung menyebut Trump atau kebijakan spesifiknya, banyak pihak masih bertanya-tanya mengenai rencana ekonomi pemerintahan baru, terutama terkait tarif dan imigrasi, serta bagaimana kebijakan tersebut akan berdampak pada perekonomian.
Awal pekan ini, Trump sepakat menunda penerapan tarif 25% terhadap Kanada dan Meksiko selama satu bulan, meredakan ketegangan perdagangan untuk sementara. Namun, tarif 10% terhadap barang-barang dari China telah berlaku mulai tengah malam, dan Beijing membalas dengan sejumlah langkah.
"Akan selalu ada ketidakpastian dalam setiap proyeksi ekonomi, dan saat ini kita menghadapi ketidakpastian tambahan terkait bentuk kebijakan pemerintah serta dampaknya terhadap perekonomian," kata Jefferson.
Ia menambahkan, jika belanja konsumen tetap kuat, hal itu dapat membuatnya merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi lebih optimistis.
(bbn)
